Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan lokal masyarakat komunitas Tabbanga dalam mitigasi bencana, baik bencana alam, sosial dan wabah penyakit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,dengan proses pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menujukkan, bahw masyarakat Tabbanga yang berada di Kecamatan Pallangga, desa Julukanaya sampai saat ini dalam hal mitigasi bencana masih mengandalkan pengetahuan tradisional, dengan mengadakan ritual-ritual yang dianggap dapat menolak bencana. Oleh sebab itu komunitas Tabbanga setiap tahun melakukan ritual untuk mengatasi bencana, salah satu ritual yang dilaukkan adalah songka bala atau dalam bahasa Indonesia, disebut penolak bala. Dalam proses ritual, banyak bahan-bahan yang digunakan yang berupa simbol-simbol mengandung makna penolak bencana. Baik itu benda-benda, maupun makanan yang ditampilkan berupa pisang,kue-kue dan makanan tradisional selalu bermakna menolak bencana. Pada proses ritual pemimpin adat tabbangalah yang melakukan komunikasi dengan roh-roh yang dianggap dapat menolak bencana yang akan menimpa masyarakat komunitas Tabbanga. Ritual untuk menolak bencana pada umumnya dilakukan di rumah pemimpin adat Tabbanga, sebab di rumah tersebut juga terdapat benda-benda pusaka yang dianggap sangat terkait dalam melakukan ritual yang tentunya akan mempengaruhi dikabulkan tidaknya permohonan doa mereka