Latar belakang: International Labour Organtization (ILO) memperkirakan sekitar 1,9 juta kematian terjadi setiap tahunnya di dunia akibat penyakit terkait pekerjaan. Penyakit terkait kerja yang relatif baru, seperti keluhan muskuloskeletal, sedang meningkat angka kejadiannya di beberapa negara. Keluhan muskuloskeletal dilaporkan memiliki prevalensi yang tinggi di antara pekerja pertambangan, namun terdapat kekurangan dalam hal pendataan dan kurangnya kesadaran akan masalah tersebut. Postur kerja merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kejadian gangguan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara postur kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada penambang emas di Sekotong. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 53 orang didapatkan dengan teknik consecutive sampling. Penilaian risiko postur kerja menggunakan lembar kerja REBA dan keluhan muskuloskeletal menggunakan Standardised Nordic Questionnaire. Data dianalisis dengan uji korelasi koefisien kontingensi. Hasil: Dari 53 subyek penelitian, terdapat 31 orang (58,5%) dengan risiko postur kerja sedang, 16 orang (30,2%) risiko tinggi, dan 6 orang (11,3%) risiko sangat tinggi. Responden yang mengalami keluhan muskuloskeletal berjumlah 38 orang (71,7%). Berdasarkan uji koefisien kontingensi diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara postur kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada penambang (p=0,028), terutama keluhan pada bahu, punggung, dan pinggang Kesimpulan: Terdapat hubungan antara postur kerja yang tidak ergonomis dengan keluhan muskuloskeletal pada penambang emas di Sekotong, Lombok Barat
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2017