Jurnal Anestesi Perioperatif
Vol 6, No 1 (2018)

Efek Kombinasi Epidural dan Obat Anti-inflamasi Nonsteroid terhadap Nyeri dan Kadar Prostaglandin

Jeffri Budianto (Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/ Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar)
Muh. Ramli Ahmad (Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/ Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar)
Syafruddin Gaus (Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/ Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar)
Ilham Jaya Patellongi (Departemen Ilmu Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin)



Article Info

Publish Date
28 Apr 2018

Abstract

Kombinasi analgesia epidural (AE) dengan obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ketorolak dan parecoxib sebagai analgesia preventif diperlukan untuk mengurangi nyeri pascabedah. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek OAINS sebagai analgesia preventif pada pascabedah laparatomi ginekologi berdasar atas perubahan kadar prostaglandin-E2 (PGE2) dan intensitas nyeri. Penelitian bersifat eksperimental acak tersamar ganda dengan jumlah sampel 60 pasien. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar bulan Maret–Juni 2017. status fisik 1 dan 2 menjalani laparatomi ginekologi dengan anestesi epidural. Subjek dibagi 3 kelompok, yaitu ketorolak (K) 0,5 mg/kgBB intravena, parecoxib (P) 40 mg intravena, dan plasebo (N) NaCl 0,9% 2 mL yang diberikan 30 menit sebelum insisi, 8 jam, dan 16 jam pascabedah. Data dianalisis dengan uji one-way ANOVA, uji Exact Fischer, uji Mann-Whitney U pada batas kemaknaan α=5%. NRS=1 pada kelompok K dan P saat insisi hingga 16 jam pascabedah dan berbeda signifikan (p<0,05) dengan kelompok N; 15% mengalami peningkatan intensitas nyeri (NRS=2) 8 jam pascabedah. Kadar PGE2 pada plasebo paling tinggi (439,7±35,1; 481,7±60,1; 565,1±58,7), berbeda signifikan (p<0,05) dengan parecoxib (230,7±19,5; 221,4±16,4; 201,1±18,1). Ketorolak berada di antara keduanya. Simpulan, parecoxib dan ketorolak sebagai analgesia preventif yang dikombinasi AE pada pasien bedah laparatomi ginekologi dapat menekan nyeri dan mengurangi produksi PGE2. Efek parecoxib lebih kuat daripada ketorolak mengurangi produksi PGE2, tetapi sama kuatnya dalam menekan intensitas nyeri pascabedah laparatomi ginekologi.Kata kunci: Analgesia epidural, ketorolak, laparatomi ginekologi, parecoxib, PGE2

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

jap

Publisher

Subject

Education Health Professions

Description

Jurnal Anestesi Perioperatif (JAP)/Perioperative Anesthesia Journal is to publish peer-reviewed original articles in clinical research relevant to anesthesia, critical care, case report, and others. This journal is published every 4 months with 9 articles (April, August, and December) by Department ...