EQUILIBIRIA
Vol 2, No 1 (2015): Juni 2015

ANALISIS KETERGANTUNGAN IMPOR BBM DARI SINGAPURA DAN KEGAGALAN BATAM DALAM PROSES INDUSTRIALISASI

Edy Burmansyah (Martapura Institute, Jakarta)
Ade Parlaungan Nasution (Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kepulauan Batam)



Article Info

Publish Date
18 Jan 2015

Abstract

Keberhasilan Singapura membangun pusat oil-refinery, membuat sebagian besar impor BBM Indonesia berasal dari Negara itu.  Bahkan, Indonesia menggunakan MOPS (Mean of Plats Singapore) untuk menentukan harga patokan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri. Akibatnya Indonesia mengalami ketergantungan BBM pada Singapura Ketergantungan pada impor BBM dari Singapura semakin tinggi,  karena setelah berakhirnya rezim Orde Baru, pemerintah sama sekali  tidak membangun kilang pegelolaan baru, sedangkan kapasitas dan  teknologi kilang yang ada di dalam negeri tidak mampu dan tidak  mencukupi mengelola minyak yang dihasilkan di dalam negeri.  Alasanya keenggan pemerintah dan pertamina membangun kilang  karena pembangunan kilang tidak terlalu menguntungkan, sedangkan  biaya pembangunan kilang terbilang tidak kecil. Ditengah kelesuhan ekonomi dan Industri Batam dalam beberapa tahun belakangan ini, perlu kiranya Batam melirik kembali hasil  kajian Nissho Iwai Co. Ltd dan Pasific Becthel sebagai pusat industri petroleum dan petrokimia.      Perwujudkan hasil kajian tersebut akan memungkinkan Batam dapat bangkit kembali dari keterpurukan, sekaligus mengurangi  ketergantungan impor BBM dari negara lain, dan menjadi  permain utama industri petroleum dan petrokimia dunia.  

Copyrights © 2015






Journal Info

Abbrev

equi

Publisher

Subject

Economics, Econometrics & Finance Other

Description

Jurnal EQUILIBIRIA Fakultas Ekonomi merupakan media publikasi ilmiah internal fakultas Ekonomi, Universitas Riau Kepulauan focus pada karya ilmiah berupa tulisan dari hasil penelitian yang dilakukan dosen yang meliputi disiplin ilmu Manajemen dan Akuntansi dan ilmu-ilmu lainnya yang ...