Warta Pengabdian
Vol 13 No 3 (2019): Warta Pengabdian

Pengelolaan Limbah Cair Industri Batik menggunakan Mikroorganisme di Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi

iis ni'matul jannah (universitas 17 agustus 1945 banyuwangi)
Ifa Muhimmatin (Faculty of Education and Teacher Training, Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi)



Article Info

Publish Date
09 Oct 2019

Abstract

UNESCO telah menetapkan batik Indonesia sebagai warisan budaya. Kasus ini membuat meningkatnya permintaan batik. Meningkatnya permintaan batik adalah peluang bisnis bagi sebagian orang. Dengan demikian, banyak industri kecil batik dan industri menengah batik (IKM) mulai bermunculan yang berdampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah meningkatnya ekonomi masyarakat dan membuka lapangan kerja baru. sedangkan dampak negatifnya adalah masih belum banyak pengrajin batik yang memiliki pengetahuan tentang cara mengolah limbah cair batik. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri batik di Kabupaten Cluring dalam bentuk sisa pewarna yang disimpan dalam reservoir dan dibiarkan meresap ke dalam tanah tanpa diproses terlebih dahulu. kasus ini sangat berbahaya jika pewarna yang tersisa merembes dan masuk ke sumber air tanah karena pewarna yang tersisa mengandung senyawa berbahaya. Hasil analisis situasi memperoleh masalah mitra, yaitu mitra kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang cara mengelola atau mengolah limbah cair batik yang dihasilkan oleh industri batik. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan kepada mitra adalah dalam bentuk edukasi tentang bagaimana mengelola limbah cair batik dengan menggunakan metode lumpur aktif dengan memanfaatkan mikroorganisme. Sasaran dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para mitra tentang cara mengolah limbah cair batik. Metode lumpur aerob aktif digunakan untuk mengolah limbah cair batik karena dapat mendegradasi limbah secara efisien. Metode ini dilakukan dengan menyiapkan pembenihan, melakukan aklimatisasi, dan mengolah limbah cair batik dengan mikroorganisme yang telah dibuat. Berdasarkan hasil kegiatan layanan yang dilakukan oleh Najiha Batik sebagai mitra, Najiha Batik telah menerima pendidikan seperti pengetahuan dan keterampilan tentang cara mengolah limbah cair batik dengan memanfaatkan mikroorganisme (mengaktifkan metode lumpur) yang dilakukan secara aerobik. Metode lumpur aktif dipilih karena mempertimbangkan beberapa hal termasuk bahan yang digunakan untuk membuat lumpur aktif dalam bentuk lumpur sungai dan lumpur dari selokan yang mudah diperoleh dari pembuangan limbah. Jadi, metode ini tidak hanya ekonomis tetapi juga membutuhkan daya listrik terus menerus karena digunakan untuk aerasi selama sistem lumpur aktif berjalan secara aerobik. Kata Kunci: Pegelolaan Limbah Cair, Batik, Mikroorganisme

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

WRTP

Publisher

Subject

Education

Description

Warta Pengabdian merupakan jurnal yang dikelola dan diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) dan The Centre for Human Rights, Multiculturalism, and Migration (CHRM2) Universitas Jember. Di bawah naungan Universitas Jember, jurnal ini memiliki visi untuk menjadi ...