IMJ (Indonesian Midwifery Journal)
Vol 1, No 2 (2018): IMJ: Indonesian Midwifery Journal

ANALISIS PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

Wulan Damayanti (Universitas Muhammadiyah Tangerang)



Article Info

Publish Date
28 Feb 2018

Abstract

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses menyusu sendiri, minimal satu jam pertama pada bayi baru lahir. Segera setelah bayi lahir didekatkan kepada ibu dengan cara ditengkurapkan didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu, dan bayi akan menunjukkan kemampuan yang menakjubkan. Cara bayi menyusu sendiri tersebut dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara. Tujuannya adalah agar bayi segera mendapatkan kolostrum yang terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh bayi baru lahir. Konsentrasi tertinggi kolostrum pada hari pertama dan menurun pada hari kedua sebesar 50% dan akan terus menurun secara perlahan-lahan. Cakupan praktik IMD di negara maju seperti Amerika Serikat dan Belanda angka penerapan IMD sudah mencapai 75%, sedangkan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 34.5%. Riskesdas, 2013. Penelitian mengenai “Analisis Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Kabupaten Tangerang Provinsi Banten tahun 2014 (Studi Kasus Bidan Sebagai Fasilitator)” menggunakan desain “Kualitatif” dengan tekhnik observasi dan wawancara mendalam kepada Ka. Sie. KIA Dinkes Kab.Tangerang, Ka. Puskesmas, Bidan Koordinator, Bidan pelaksana, Profesi IBI Cab. Kabupaten, ibu (pasien), orang tua pasien. Variabel independen yang diteliti adalah faktor predisposing (pengetahuan, motivasi, lama kerja, sikap). Faktor pemungkin (keterampilan /pelatihan, kebijakan, SOP). Faktor penguat  (dukungan atasan, dukungan keluarga, dan monitoring). Sedangkan variabel dependen analisis pelaksanaan IMD. Dalam penelitian ini dilakukannya uji kredibilitas yang disebut triangulasi, dan peneliti hanya menggunakan dua triangulasi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metoda. Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Kabupeten Tangerang Provinsi Banten Tahun 2014 kepada Ka. Sie KIA, dan Pengurus IBI menyatakan bahwa bidan belum maksimal masih sebesar 60% dalam melaksanakan IMD, sedangkan menurut Ka. Puskesmas, Bidan koordinator, dan bidan pelaksana menunjukkan bahwa bidan sudah melaksanakan IMD pada setiap pertolongan persalinan, namun terkendala dari pasien dan keluarganya yang mengatakan lelah setelah proses persalinannya, letih, merasa tidak diinformasikan oleh bidannya dan ketidakmampuan suami dalam pengambilan keputusan untuk pelaksanaan IMD, sehingga IMD belum dapat berhasil dilakukan.   Kata kunci: IMD, Bidan.

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

imj

Publisher

Subject

Education Health Professions Medicine & Pharmacology Nursing

Description

Jurnal ini hanya menerima artikel hasil penelitian yang meliputi : ilmu kebidanan, obstertri, ginekologi, kesehatan reproduksi, ilmu kesehatan anak, kesehatan masyarakat, pendidikan kebidanan dan promosi ...