The study was motivated by the high use of antibiotics in empirical therapy in intensive care unit (ICU), without having to wait for the results of bacterial sensitivity. This study use cross-sectional study design, retrospective data collection of medical records and data were analyzed with logistic regression. Results showed a significant correlation between the intensity of the use of antibiotics in empirical therapy with a sensitivity of bacteria with P = 0.000 (P less than α = 0.05), with the results of antibiotic ceftriaxone is the greatest give the relationship of bacterial resistance. From this results it is suggested that the rotation of antibiotics (antibiotic cycling) should be done based on usage and antibiotic sensitivity patterns of bacteria. ABSTRAK Penelitian tentang penggunaan antibiotika pada terapi empiris dengan kepekaan bakteri di ruang ICU RSUP Fatmawati Jakarta, dilatarbelakangi oleh tingginya penggunaan antibiotika dalam terapi empiris di ruang perawatan intensive care unit (ICU), tanpa harus menunggu hasil kepekaan bakteri. Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang (cross sectional), pengambilan data secara retrospektif terhadap rekam medik dan data dianalisis dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan antibiotika pada terapi empiris dengan kepekaan bakteri dengan nilai P=0,000 (P lebih kecil dari α=0,05), dengan hasil seftriakson merupakan antibiotika yang paling besar memberikan hubungan terhadap resistensi bakteri. Dari hasil penelitian ini dosarankan agar dilakukan perputaran penggunaan antibiotika (antibiotic cycling) berdasarkan pola penggunaan antibiotika dan pola kepekaan bakteri.
Copyrights © 2011