Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana komunikasi antar persona atau komunikasi interpersonal yang terjadi antara ibu dan anak bertato. Apakah terdapat perubahan dalam komunikasi antar persona antara seorang ibu dengan anaknya, sesudah dan sebelum mempunyai tato. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan metode fenomenologi. Pengumpulan data yang didapat adalah melalui tiga cara yaitu dokumentasi, observasi, serta wawancara mendalam. Peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi antar persona yang terjadi pada setiap narasumber berbeda-beda. Seorang ibu akan menerima anaknya kembali seperti semula walaupun anaknya sudah berbuat hal yang negatif atau buruk. Alasan terkuat seorang ibu melarang anaknya untuk mempunyai tato adalah supaya tidak terkena penyakit atau merusak bagian kulit dan tubuhnya. Hal ini karena ibu lebih mementingkan kesehatan anaknya.
Copyrights © 2019