Di dalam masyarakat Indonesia, masih banyak terjadi kesalahpahaman mengenai konsep androgini. Androgini memiliki stereotipe homoseksual seperti Lesbi, Gay, Biseks dan Transgender (LGBT). Padahal konsep awal androgini adalah konsep kesetaraan gender antara femininitas dan maskulinitas. Berbagai pandangan pro dan kontra muncul di tengah masyarakat. Namun, saat ini banyak orang yang beridentitas androgini berani memvisualisasikan dirinya di media sosial terutama Instagram. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses representasi androgini di media sosial Instagram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dan menggunakan metode penelitian fenomenologi. Subjek dari penelitian ini adalah tiga informan androgini. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah perilaku androgini dalam merepresentasikan diri di media sosial Instagram. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah androgini merepresentasikan diri di media sosial melalui tiga representasi. Pertama, representasi mental, di mana androgini bersikap acuh terhadap interaksi negatif di media sosial. Selanjutnya, representasi bahasa, di mana androgini memvisualisasikan dirinya dengan penggunaan bahasa yang biasa atau dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Terakhir yaitu representasi sosial, dengan adanya faktor dukungan sosial dari lingkungan sekitar, androgini berani memutuskan untuk terjun ke media sosial.
Copyrights © 2019