Inti kecacatan paradigmatik dalam dunia pemikiran Islam, bagi Al-Mestiry, adalah pemisahan sejarah peradaban dari ilmu pengetahuan. Tantangan modernitas (tahaddiyât al-hadâtsah) umat Islam saat ini bukan hanya tentang otentifikasi (at-ta?shîl) pemikiran namun sekaligus mengenai revitalisasi pengetahuan. Pola baca dikotomi struktural tidak akan pernah dapat mewadahi pengetahuan secara utuh-menyeluruh. Bagi Al-Mestiry, revolusi pemikiran adalah syarat mutlak untuk membangkitkan peradaban. Oleh sebab itu, perlu pembacaan integral-dialektik melalui intra-epistema (at-tadâkhul al-ma?rifî) dalam kerangka total vision (ar-ru?yah al-kulliyyah) yang mengindahkan proses dialogis dua sudut pandang di dalamnya: ar-ru?yah at-turâsiyyah dan ar-ru?yah al-hadâtsiyyah. Dengan demikian, kesadaran momentum (al-mu?asharah) terhadap perubahan dan pembaharuan akan mengajarkan manusia tentang keterbukaan penafsiran terhadap budaya pemikiran keagamaan (at-turâts).
Copyrights © 2019