Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dengan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayinya (Dinkes jatim, 2010). Angka toleransi kehamilan risiko tinggi menurut Dinkes Jatim tahun 2010 yaitu sebesar 20%. Dalam 3 tahun terakhir ini kejadian kehamilan risiko tinggi di Polindes Desa Sidorejo pada tahun 2014-2016 mengalami peningkatan, yaitu dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 3,55%. Sedangkan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 2,45%, tetapi hal ini masih diatas angka toleransi. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kejadian kehamilan risiko tinggi berdasarkan umur, paritas dan pendidikan. Metode: Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang pengambilan sampelnya dilakukan secara total sampling dengan jumlah sampel sebesar 194 orang. Instrumen penelitian dengan memanfaatkan data sekunder dengan melihat data register kehamilan di Polindes Desa Sidorejo kemudian diolah menggunakan tabulasi frekuensi dan dilakukan tabulasi silang. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kejadian kehamilan risiko tinggi sebanyak 71 orang (36,60%). Pada umur didapatkan mayoritas kehamilan risiko tinggi terjadi pada umur ? 35 tahun sebanyak 39 orang (92,86%). Paritas didapatkan mayoritas kehamilan risiko tinggi terjadi pada ibu hamil dengan paritas grandemultipara sebanyak 39 orang (70,91%). Sedangkan pada pendidikan mayoritas kehamilan risiko tinggi terjadi pada ibu dengan pendidikan dasar sebanyak 40 orang (68,97%) Diskusi: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kehamilan risiko tinggi mayoritas terjadi pada umur ? 35 tahun, grandemultipara dan berpendidikan dasar. Oleh karena itu, untuk menurunkan kejadian kehamilan risiko tinggi diperlukan pemeriksaan sejak dini pada kehamilan, sehingga dapat terdeteksi jika terdapat komplikasi dan segera dapat mengobatinya.
Copyrights © 2018