Konstipasi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan konsistensi feses menjadi keras, ukuran besar, penurunan frekuensi atau kesulitan defekasi. Angka menunjukkan bahwa sekitar 2,5 juta kunjungan ke dokter setiap tahun adalah untuk mengobati konstipasi dan jumlah orang yang menderita konstipasi meningkat dengan usia. Serat makanan di dalam feses dapat menyerap banyak air, sehingga membuat feses menjadi lunak atau mencegah konstipasi. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional studi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang. Data yang dikumpulkan yaitu asupan serat, asupan cairan dan aktivitas fisik yang dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan food recall dan kuisioner. Analisis statistik yang digunakan yaitu Uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian konstipasi di Puskesmas Batoh sebesar 66,7%. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan kejadian konstipasi (p value = 0,002), ada hubungan yang bermakna antara asupan cairan dengan kejadian konstipasi (p value= 0,005), dan tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian kontipasi (p value = 0,057). Diharapkan pihak Puskesmas memberikan komunikasi informasi edukasi (KIE) agar masyarakat meningkatkan kualitas kesehatan agar mengurangi risiko yang dapat menyebabkan terjadinya konstipasi.Kata Kunci:  Asupan Cairan, Aktivitas Fisik, Asupan Serat, Kejadian Konstipasi
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019