Sick building syndrome (SBS) adalah sekumpulan masalah kesehatan yang dihubungkan dengan kualitas udara di dalam gedung atau ruangan yang keluhannya tidak spesifik dirasakan oleh penghuni di dalam gedung. Beberapa symptom yang dialami, seperti mucous membrane symptoms, simptom umum, serta skin symptoms. Banyak faktor yang dapat mengakibatkan gejala SBS, seperti karakteristik individu pegawai dan faktor fisik ruangan. Kondisi di Unit Ok, RS Marinir Cilandak, ruang kerjanya menggunakan Heating, Ventilation and Air Conditioning (HVAC), lantainya menggunakan karpet, dinding luar tertutup rapat (air tight), dan hasil pengukuran koloni bakteri udara berkisar antara 946 - 1304 CFU/m3, (melebihi NAB). Gejala keluhan yang dialami pegawai adalah iritasi mata, kulit kering, sakit kepala, batuk, dan pilek. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor apakah yang berhubungan dengan gejala SBS pada pegawai di unit OK RS Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan. Pengambilan data dengan melakukan wawancara dan observasi (pada jenis kelamin, usia, kebiasaan merokok, masa kerja, jam kerja, status gizi); melakukan pengukuran (pada suhu, kelembaban, jumlah bakteri); serta melakukan studi dokumentasi. Metode pengambilan sampel udara menggunakan metode aktif, yaitu impingment sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji laboratorium dan uji statistik (cross sectional). Dari sembilan variabel, yang berhubungan signifikan secara statistik adalah masa kerja (p value = 0,019; OR 3,636), suhu dan kelembaban ruangan (p value = 0,013; OR 4,386).Kata kunci : Sick Building Syndrome, symptom, koloni bakteri udara, CFU/m3
Copyrights © 2018