Abstrak: Koagulasi merupakan proses pengolahan air untuk menghilangkan materi tersuspensi dan koloid. Tawas adalah bahan kimia yang sering dipakai sebagai koagulan. Penggunaan tawas menimbulkan masalah karena residu anorganik yang dihasilkan bersifat karsinogenik dan dapat mengganggu lingkungan dan kesehatan serta tidak mudah dibiodegradasi. Ini mendorong pemanfaatan koagulan dari bahan alami seperti kitosan. Kitosan dapat dihasilkan dari cangkang kerang hijau dan cangkang kepiting yang keberadaannya melimpah di Indonesia. Produksi cangkang kerang hijau dan cangkang kepiting berpotensi menjadi limbah karena belum dirmanfaatkan dengan baik. Salah satu pemanfaatan cangkang kerang hijau dan cangkang kepiting adalah dengan membuat kitosan sebagai koagulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efisiensi penggunaan kitosan cangkang kerang hijau dan cangkang kepiting sebagai koagulan. Tahapan penelitian meliputi karakterisasi kitosan, preparasi air sintetis sebagai sampel, uji jartest, dan uji parameter yang meliputi kekeruhan, zat organik, dan besi. Pada penelitian ini didapat bahwa kitosan cangkang kerang hijau dan cangkang kepiting memiliki kadar air rendah, 1,02% dan 2,21%. Hasil pengukuran FTIR juga menunjukan bahwa kitosan cangkang kerang hijau dan cangkang kepiting memiliki derajat deasetilasi besar, 77,80% dan 87,64%. Ini menyebabkan koagulasi menjadi lebih efektif. Dari jartest, didapatkan bahwa pH optimum kitosan cangkang kerang hijau adalah pH 7-9 dan untuk kitosan cangkang kepiting adalah pH 5. Pada penelitian didapatkan dosis optimum kitosan cangkang kerang hijau pada pH 5, 7, dan 9 adalah 200, 350, dan 250 mg/l serta kitosan cangkang kepiting pada pH 5, 7, dan 9 yaitu 6, 10, dan 14 mg/l.
Copyrights © 2013