Untuk mengembalikan kinerja sektor riil yang mampu mengatasi perubahan dan persaingan yang terjadi, maka Bank Indonesia (berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999) tidak diperbolehkan melakukan kegiatan selain di bidang moneter dan pengawasan perbankan. Dengan demikian, pembiayaan dan penjaminan ekspor yang selama ini dilakukan oleh Bank Indonesia dialihkan ke suatu lembaga khusus pembiayaan ekspor, yakni PT. Bank Ekspor Indonesia (Persero) atau BEI. BEI sebagai salah satu lembaga keuangan yang dipersiapkan untuk menjadi lembaga pembiayaan ekspor (Exsport Credit Agency) yang menawarkan produk penjaminan L/C impor, pembiayaan kembali L/C impor, pembiayaan kembali Kredit Modal Kerja Ekspor, dan pembiayaan kembali Diskonto Wesel Ekspor. BEI perlu mempersiapkan suatu strategi untuk mengelola berbagai produk tersebut, sehingga dapat berkontribusi satu sama lain dengan melakukan manajemen portofolio produk dan selanjutnya dapat digunakan untuk mengevaluasi strategi pemasaran ya
Berdasarkan hasil kajian diperoleh bahwa strategi yang akan dilakukan bertujuan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan yang ada di sini. Untuk itu, di masa yang akan datang, perusahaan perlu berusaha meningkatkan pangsa pasar dengan konsentrasi pada commercially viable sector, secara kontinyu melakukan pendekatan ke JBIC (Japan Bank for Internasional Cooperation) sebagai penyandang dana untuk lebih mengoptimalkan utilisasi kuantitas pembiayaan untuk valas, menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar, mengoptimalkan fungsi lain jasa konsultasi di bidang trade financing dan solusi masalah ekspor, serta aktif melakukan kerjasama dengan ECA (Exsport Credit Agency) luar negeri, lembaga keuangan dan pendanaan internasional lainnya dengan melakukan aliansi strategi dengan prinsip cooperative advantage.
Kata Kunci : analisis matriks general elektik, portopolio produk, strategi bisnis, strategi pemasaran
Copyrights © 2001