INTISARIDi negara berkembang, galur inbred jagung sering kali dibuat melalui ekstraksi populasi turunan kultivar hibrida yang telah dilepas di pasaran, dengan disertai perbaikan dalam populasi. Pada populasi generasi ketiga hasil persarian bebas jagung hibrida, kemajuan genetik melalui seleksi massa ataupun seleksi tongkol-ke-baris (famili saudara tiri) perlu dibandingkan untuk mengetahui metode seleksi yang sesuai. Hal ini dilakukan karena populasi generasi ketiga persarian bebas, varians dalam dan varians antar famili belum seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai kemajuan genetik harapan seleksi massa dengan seleksi tongkol-ke-baris pada sifat-sifat ekonomis jagung, dan mendapatkan galur-galur untuk memperbaiki penampilan populasi segregasi hasil persarian bebas keturunan kultivar hibrida. Penelitian dilakukan menggunakan benih jagung dari 24 nomor (tongkol) hasil persarian bebas jagung hibrida generasi kedua dengan pola tanam satu tongkol satu baris dan diulang dua kali dengan ulangan berupa blok. Pengamatan meliputi tinggi tanaman, tinggi tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot biji per tanaman dan banyak biji per tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians untuk menduga keterwarisan (heritability) melalui pemilahan nilai harapan rerata kuadrat (expected mean squares). Keterwarisan ini digunakan untuk menghitung nilai kemajuan genetic harapan (R) dari masing-masing metode seleksi dengan tekanan seleksi (proporsi) 5%. Seleksi massa dengan memperhatikan pengaruh blok (SM-B) memberikan nilai R tertinggi untuk tinggi tanaman. Seleksi massa mengabaikan pengaruh blok (SM+B) memberikan nilai R tertinggi untuk kedudukan tongkol dan diameter tongkol. Seleksi tongkol-ke-baris berbasis rerata plot (SF+FB) memberikan nilai R tertinggi untuk panjang tongkol sedangkan yang berbasis rerata famili (SF+B) untuk bobot biji per tanaman dan banyak biji per tanaman.Kata Kunci: jagung, kemajuan genetik, seleksi massa, seleksi tongkol-ke-baris
Copyrights © 2014