Dalam tiga decade terakhir di Indonesia, kanker serviks menempati urutan pertama dan pembunuh utama wanita akibat kanker. Sebagian besar kanker serviks terdiagnosis pada stadium lanjut, bahkan terminal. Kondisi ini mengakibatkan modalitas terapi operatif, sitostatika, dan radiasi tidak memuaskan sehingga dipilih terapi paliatif. Karena nyeri merupakan keluhan tersering pada kanker serviks maka penanangnan nyeri menjadi prioritas. Nyeri dapat dikatakan dan diekspresikan, namun sulit untuk diterangkan dan sampai saat ini belum ada alat ukur obyektif untuk menilai derajat nyeri sehingga agak sulit menilai berat ringannya nyeri dengan tepat.
Copyrights © 2003