Sport and Fitness Journal
Vol 8 No 1 (2020): Volume 8, No. 1, Januari 2020

PENAMBAHAN INCENTIVE SPIROMETRY PADA DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA PASIEN PASCAOPERASI JANTUNG DI RUMAH SAKIT JANTUNG HARAPAN KITA

Santoso Santoso (Program studi Magister fisiologi keolahragaan Universitas Udayana, Denpasar)
I Dewa Putu Sutjana (Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar)
Moh Ali Imron (Program Studi Fisioterapi Aisyah Yogjakarta)
I Made Muliarta (Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar)
I Nyoman Adiputra (Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar)
Ni Nyoman Ayu Dewi (Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar)



Article Info

Publish Date
09 Jan 2020

Abstract

Pendahuluan: Penurunan fungsi paru merupakan masalah besar pada pasien pascaoperasi jantung. Berbagai teknik latihan napas telah dikembangkan fisioterapi di antaranya deep breathing exercie (DBE), namun teknik ini tidak memberikan informasi volume inspirasi saat latihan. Untuk mengatasi kelemahan latihan DBE maka ditambahkanlah program incentive spirometry.Tujuan penelitian untuk membuktikan penambahan latihan IS pada DBE lebih baik dalam meningkatkan FVC dan FEV1 pada pasien pascaoperasi jantung dibanding hanya DBE. Material dan metode: Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan rancangan pretest-posttest control group design. Jumlah sampel penelitian 22 orang dan terbagi ke dalam dua kelompok. Kelompok Perlakuan 1 (KP1) mendapat perlakuan DBE, sedangkan Kelompok Perlakuan 2 (KP2) mendapat perlakuan IS dan DBE. Pengukuran FVC dan FEV1 menggunakan spirometri. Masing-masing kelompok mendapat perlakuan sehari setelah pascaoperasi sampai pasien pulang rawat inap. Hasil penelitian: Dari program DBE pada KP1 terjadi peningkatan FVC dengan nilai rerata pre test 1,33±0,41 liter dan post test 1,74±0,36 lite, dimana p<0,05, demikian juga terdapat peningkatan FEV1 dengan nilai rerata pretest 1,09±0,36 liter dan Posttest 1,46±0,49 liter, dengan p<0,05. Sementara program DBE dan IS pada KP2 terjadi peningkatan FVC dengan nilai rerata pre test 1,12±0,39 liter dan post test 1,84±0,54 liter, dengan nilai p<0,05. Demikian juga terjadi peningkatan rerata FEV1 pre test 1,01±0,40 liter dan post test 1,56±0,52 liter, dengan nilai p<0,05. Perbedaan peningkatan FVC intervensi DBE pada KP1 dan IS+DBE pada KP2 1,74±049 liter dan 1,82±0,54 liter dengan nilai p>0,05. Rerata FEV1 setelah intervensi DBE pada KP1 1,46±0,49 liter, dan setelah intervensi DBE dan IS pada KP2 1,56±0,52 liter, dengan p>0,05. Perbedaan selisih peningkatan FVC pada tambahan IS + DBE dan DBE 0,7 liter dan 0,55 liter dan FEV1 0,41 liter dan 0,37 liter. Simpulan: Disimpulkan bahwa latihan antara IS+DBE dan DBE pada pasien pascaoperasi jantung sama-sama dapat meningkatkan FVC dan FEV1 secara bermakna, secara statistik selisih peningkatan FVC dan FEV1 antara IS+DBE dibanding DBE tidak bermakna.

Copyrights © 2020