Jurnal Anestesiologi Indonesia
Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambaran Gastrointestinal Dysmotility pada Pasien Kritis

Fauzana Fauzana (Departemen Anestesi dan Terapi Intensif
Rumah Sakit Perkebunan Jember Klinik
Jember)

Prananda Surya Airlangga (Departemen Anestesi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Surabaya)

Eddy Rahardjo (Departemen Anestesi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Surabaya)



Article Info

Publish Date
01 Jul 2019

Abstract

Latar Belakang: Gastrointestinal (GI) dysmotility merupakan kejadian yang sering ditemui di intensive care unit (ICU), dengan angka kejadian cukup besar mencapai 60% pada pasien kritis. Hal ini juga merupakan prediktor peningkatan mortalitas dan lama tinggal di ICU. GI dysmotility dapat merupakan kelainan primer seperti pada pasien dengan diabetes mellitus dan sepsis atau merupakan efek sekunder dari terapi yang diberikan seperti efek dari resusitasi cairan dalam jumlah besar, penggunaan vasopressor atau obat-obatan yang menurunkan motilitas usus seperti opioid. Manifestasi klinis GI dysmotility dapat sangat luas dan dibagi menjadi upper GI dysmotility dan lower GI dysmotility.Kasus: 2 laporan kasus berikut mewakili upper dan lower GI dysmotility. Kasus 1, laki laki 18 tahun dengan diagnosa guliian barre syndrome (GBS) yang mengalami infeksi berulang. Gastroparesis dan produksi cairan lambung yang massive, dicetuskan oleh sepsis dan mengakibatkan metabolik alkalosis yang berat, kesulitan memulai nutrisi enteral dan kesulitan weaning dari ventilasi mekanik.Kasus 2, wanita 56 tahun dengan diagnosa obesity hypoventilation syndrome (OHS) dan edema paru. Terdapat diare dan ileus paralitik selama perawatan di ICU yang menyebabkan peningkatan tekanan intrabadomen.Pembahasan: Diagnosa dini dan tatalaksana yang tepat sangat penting. Mencari dan mengatasi penyebab GI dysmotility, koreksi cairan, elektrolit dan asam basa harus segera dilakukan. Obat-obatan yang meningkatkan motilitas usus dan mobilisasi dini dapat diberikan pada upper dan lower GI dysmotility sedangkan dekompressi abdomen efektif dalam mengurangi tekanan intrabdomen pada lower GI dysmotility.Kesimpulan: Diagnosa dan penanganan dini pada GI dysmotility dapat memperbaiki outcome dan mengurangi komplikasi. Apapun penyebabnya GI dysmotility harus di terapi secara tepat dan sistematis.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

JAI

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Public Health

Description

Jurnal Anestesiologi Indonesia (JAI) diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) dan dikelola oleh Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP) bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis ...