Kajian konseptual ini mengksplorasi tentang pandangan Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan konflik di Negara plural yaitu Indonesia. Kecerdasan Ki Hajar Dewantara telah dituangkan pada teori yaitu ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, yang menunjukkan tentang karakteristik masyarakat Indonesia dan pendidikan yang ideal. Nilai ke-Indonesiaan dari konsep pendidikan konflik yang dijelaskan dari intepretasi Ki Hajar Dewantara merupakan korelasi antara persoalan  budaya dengan liberalisasi budaya barat yang semakin deras dan tidak terkendali. Penggunaan nilai budaya menjadi sarana kontrol terhadap globalisasi yang radikal. Penguatan nilai budaya Indonesia menjadi sintesa pendidikan konflik di era sekarang.Kata kunci: konflik, Ki Hajar Dewantoro, BudayaThis conceptual study explores Ki Hajar Dewantara's views on conflict education in a plural country, Indonesia. Ki Hajar Dewantara's intelligence has been outlined in the theory of ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, which shows the characteristics of Indonesian society and ideal education. The Indonesian value of the concept of conflict education explained by the interpretation of Ki Hajar Dewantara is the correlation between cultural issues and the liberalization of western culture which is increasingly swift and uncontrolled. The use of cultural values is a means of control against radical globalization. Strengthening Indonesian cultural values is a synthesis of conflict education in the current era.Keywords: conflict, Ki Hajar Dewantoro, Culture
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019