<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-hansi-font-family:Calibri;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
transformasi makna Batik Lesung Jumengglung (Babahan Hawa Sanga, Alon-alon waton Kelakon). Karya seni tekstil Babahan Hawa Sanga berupa lesung yang
dirangkai dengan busi dan kain batik stilasi kombinasi bentuk lesung dan padi
dengan pewarnaan alam daun tom dan jolawe yang digantung pada kayu jati. Makna
karya Babahan Hawa Sanga merupakan
paradoks refleksi kehidupan Bangsa Indonesia yang kurang antisipasi mengatasi
masuknya budaya asing. Karya Seni tekstil Alon-alon
Waton Kelakon merupakan kain batik kombinasi stilasi bentuk lesung, sulur
dan padi dengan pewarnaan alami dauntom dan jolawe, serta soga tinggi. Makna Alon-alon Waton Kelakon merupakan
paradox dari dimensi mental masyarakat yang mulai memudar kesadaran untuk tetap
konsisten memegang kearifan lokal sebagai salah satu bagian budaya Bangsa
Indonesia. Makna simbolik lain yang berhubungan dengan nilai keselamatan,
ketelitian, kehati-hatian dalam banyak hal tidak grusa-grusu kebat kliwat, dalam mencapai tujuan tertentu.
Copyrights © 2012