. PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi pakan ternak. Batch line flow dipilih sebagai strategi desain proses manufacturing sehingga aliran produksi bersifat sekuensial. Kegagalan mesin produksi dalam sekuensial akan mengakibatkan delay bahkan dapat menjadi stagnan, sehingga perencanaan perawatan merupakan langkah awal yang dibutuhkan agar aliran produksi dalam sekuensial tetap dalam keadaan baik. PT XYZ dalam penanganan perawatan hanya memilih corrective action, sehingga kerusakan akan mengakibatkan downtime dan resiko akibat kerusakan mesin yang tinggi (hasil perhitungan OEE diperoleh nilai dibawah 85%). Metode risk based maintenance digunakan sebagai langkah untuk mendapatkan interval preventive maintenance sebagai upaya perbaikan. Program preventive diterapkan pada komponen mesin kritis mesin grinder, yaitu Beater I, Beater II, screen 6 mm, dan screen 3 mm. Hasil yang diperoleh berupa jadwal preventive maintenance yang memberikan penurunan resiko pada Beater I dari 10.31% menjadi 1.81% dan untuk Beater II dari 10.50% menjadi 2.01%, sedangkan untuk nilai OEE, terjadi kenaikan rata-rata nilai sebesar 5%.
Copyrights © 2013