Pada karya tulis ini akan membahas mengenai pemaknaan estetika yang dirujuk pada teori Eagleton bahwa estetika merupakan pengalaman yang didapatkan oleh kelima panca indra bukan hanya penglihatan. Sedangkan untuk menerapkannya pada arsitektur digunakan pendekatan arsitektur dan panca indra oleh Pallasma. Kedua hal tersebut pada intinya digunakan untuk menanggapi permasalahan estetika pada arsitektur bawah tanah yang memiliki eksterior minim sehingga sering dipandang kurang memiliki estetika. Objek desain berupa galeri seni bawah tanah yang mengacu pada perencanaan Pemerintah Kota Surabaya mengenai pemanfaatan ruang bawah tanah di area pusat budaya Kawasan Balai Pemuda.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2017