Islamic Law Compilation (ILC) in article 209 contains provisions on the mandatory testaments of adopted children. Some legal experts in Indonesia have denied these provisions as they have no clear legal basis in Syariah or Islamic jurisprudence. This research aims to review the provision of mandatory testaments using the 'urf principle. This research is a legal normative study using conceptual and statute approaches. The result of this study shows that the tradition (‘urf) in the form of giving assets to children applies in Indonesian society, even though practically there are still differences between one region to another according to their respective customary law systems. The 'urf can be taken into consideration to institutionalize the mandatory testaments for adopted children providing that it can be proven to be a valid 'urf.Kompilasi Hukum Islam (KHI) dalam pasal 209 berisi ketentuan tentang wasiat wajib anak adopsi. Beberapa ahli hukum di Indonesia telah menolak ketentuan ini karena mereka tidak memiliki dasar hukum yang jelas dalam yurisprudensi Syariah atau Islam. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau ketentuan perjanjian wajib menggunakan prinsip ‘urf. Penelitian ini merupakan penelitian normatif hukum dengan menggunakan pendekatan konseptual dan statuta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi (‘urf) dalam bentuk memberikan aset kepada anak-anak berlaku di masyarakat Indonesia, meskipun secara praktis masih ada perbedaan antara satu daerah dengan daerah lain sesuai dengan sistem hukum adat mereka masing-masing. ‘Urf dapat dipertimbangkan untuk melembagakan wasiat wajib untuk anak-anak adopsi asalkan itu dapat dibuktikan sebagai ‘urf yang shahih.Keywords: mandatory testaments; adopted child; ‘urf.
Copyrights © 2019