Permasalahan gender menjadi salah satu permasalahan yang muncul pada saat bencana. Masyarakat perempuan seringkali dianggap sebagai masyarakat yang lemah sehingga, peran perempuan saat situasi pra, saat dan pasca bencana sangatlah minim. Kondisi kerentanan bencana semakin diperparah pada saat pasca bencana. Perempuan korban bencana seringkali belum mendapatkan perhatian khusus di lokasi pengungsian. Hal tersebut dikarenakan peran perempuan dalam kondisi pasca bencana masih sangat minim. Keterlibatan perempuan seringkali hanya pada tahap pengelolaan bahan makanan selain itu, perempuan yang terlibat seringkali bukan merupakan perempuan korban bencana melainkan relawan. Perempuan dapat melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bencana karena keterampilan dan kapasitas perempuan pada saat melakukan kegiatan domestik di rumah (menjaga anak, mencuci, membersihkan rumah, dll). Berdasarkan kondisi yang ada di Kabupaten Klaten, perlu adanya sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam bencana, khususnya pasca bencana. Sosialisasi dan edukasi untuk memperkuat strategi PUG saat situasi pasca bencana dilakukan dengan pemberian materi mengenai pemulihan trauma/trauma healing akibat bencana melalui lagu. Perempuan memiliki kemampuan sebagai caregivers yang lebih baik jika dibandingkan dengan laki-laki oleh sebab itu, pemberdayaan perempuan saat situasi pasca bencana menjadi aspek yang perlu diperhatikan dalam siklus penanggulangan bencana.
Copyrights © 2019