Apa yang disebut sebagai kebangkrutan identitas dalam pendidikan jasmanibaik disadari maupun tidak telah terjadi selama ini. Sebagai mata pelajaran, sebagaiprofesi, sebagai nilai, dan sebagai bidang studi, pendidikan jasmani tidak munculsebagai entitas yang diperhitungkan. Justru dalam situasi-situasi tertentu seringkalidianggap remeh temeh. Padahal pendidikan jasmani memiliki potensi untuk menjadiurgen dalam usaha pendidikan nasional.Oleh sebab itu, tulisan ini berusaha untuk memetakan status pendidikan jasmanisaat ini dalam level yang lebih basis. Tulisan ini diawali oleh introduksi mengapapemikiran ini harus dimunculkan sebagai wacana baru di Indonesia. Memasukiwilayah inti, tulisan ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama mengupastentang krisis yang dihadapi, terutama krisis identitas. Perbincangannya lebih kearah konteks di mana Indonesia menjadi latarnya. Meskipun beberapa bandingandan sumber berasal dari konteks di luar masyarakat Indonesia.Bagian kedua merupakan upaya pencarian legitimasi baru bagi pendidikan jasmaniuntuk menjadi sesuatu yang harus dipertimbangkan penting. Konsekuensinya,usaha ini membutuhkan peta konsep pendidikan jasmani yang mempengaruhicara berpikir terhadap pendidikan jasmani baik bagi komunitasnya langsung maupunmereka yang berada di luarnya. Dengan kata lain, bagian kedua akan menawarkanjalan alternatif bagi pemikiran konseptual pendidikan jasmani.Setelah bagian kedua pokok tulisan ini, maka akan diakhiri dengan konklusi dimana intinya perbincangan ini adalah bahwa apa yang dipersoalkan dan digagassepanjang tulisan ini merupakan pemicu awal. Sehingga masih banyak dibutuhkanperbincangan lanjutan untuk mencapai kesempurnaan.
Copyrights © 2004