Latar Belakang. Latihan fisik bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kebugaran fisik. Tetapi latihan fisik yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan produksi reactive oxygen species (ROS) yang dapat menyebabkan stres oksidatif sehingga dapat terjadi penurunan kadar antioksidan endogen, salah satunya glutation tereduksi (GSH). Metode. Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap posttest only control group design. Dua puluh tujuh tikus galur wistar dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok kontrol, kelompok beban latihan-renang tunggal (P1) dan kelompok beban latihan-renang berulang (P2). Latihan-renang tunggal diberikan selama satu hari pada hari ketujuh dan latihan-renang berulang diberikan selama tujuh hari dengan durasi 45 menit per hari. Pada akhir perlakuan, organ hepar diambil untuk dilakukan pengukuran kadar GSH dengan metode Ellman, kemudian dianalisis dengan One-way Analysis of Varians (ANOVA)  yang dilanjutkan dengan Post hoc test Least Significant Differences (LSD). Hasil. Kadar GSH pada kontrol, kelompok P1 dan kelompok P2 adalah 4,69 mg/L, 22,13 mg/L, dan 4,95 mg/L. Kadar GSH kelompok P1 lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (p<0,05). Kadar GSH kelompok P2 tidak berbeda signifkan dengan kelompok kontrol (p>0,05). Kadar GSH kelompok P1 lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok P2 (p<0,05). Kesimpulan. Beban latihan-renang tunggal berlebihan menyebabkan peningkatan kadar GSH jaringan hepar. Kata Kunci: Beban latihan-renang tunggal dan berulang, kadar GSH hepar, tikus jantan galur wistar
Copyrights © 2019