Masuknya budaya asing menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap penurunan minat masyarakat kepada budaya lama di Kota Pontianak, terutama generasi muda yang lebih senang dengan budaya luar. Tanpa di sadari kebudayaan dan kesenian daerah pun sudah mulai terlupakan ditelan oleh kebudayaan asing. Maka dari itu, dibutuhkan perancangan Pusat Kebudayaan Kota Pontianak untuk memperkenalkan keaneka ragaman kebudaya dan sejarahnya dengan memberikan pelatihan, pengembangan dan informasi seputar budaya kota kepada masyarakat khususnya masyarakat asli kota Pontianak, sebagai sarana pelestarian kebudayaan dan sarana rekreasi. Konsep perancangan Pusat Budaya Kota Pontianak dimulai dari alur gerak manusia pada ruang pameran yang dimana pergerak tersebut memutar mengelilingi bangunan. Ruang tersebut membentuk pola sirkulasi melingkar yang mempengaruhi akses sirkulasi di luar bangunan dan susunan tata ruang luar di kawasan. Karakteristik fasad merupakan hasil komposisi bangunan berbentuk bulat dipadukan dengan sun shading yang mengambil wujud tanjak dan motif pada corak insang. Kriteria dalam menentukan konsep secara arsitektural dan struktural yaitu berdasarkan konsep komposisi bentuk metafora. Lokasi perancangan Pusat Budaya Kota Pontianak berada di jalan Jenderal Ahmad Yani. Pusat Kebudayaan Kota Pontianak memliki fungsi sebagai tempat edukasi , pameran dan komersil. Bangunan ini menjadikan ruang untuk berkumpul, bersosialisasi, serta bersama belajar dan melestarikan kebudayaan Kota Pontianak. Kata kunci: Pusat Budaya, Bentuk Metafora, Kota PontianakÂ
Copyrights © 2020