Sebagai bahasa ibu suku Bali, bahasa Bali masih diajarkan sebagai mata pelajaran muatan lokal pada jenjang pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Mengamati eksistensi bahasa Bali seperti itu, penyusunan artikel ini bertujuan untuk memerikan sistem sapaan bahasa daerah Bali. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan teori sosiolinguistik Fishman (1986). Dalam pengumpulan data digunakan metode observasi dan metode wawancara. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode distribusional. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal, dibantu dengan teknik induktif dan deduktif. Kata sapaan dalam bahasa Bali cukup banyak dan bervariasi. Hal itu disebabkan oleh beberapa bentuk hubungan kekerabatan yang meliputi faktor: (1) usia partisipan, (2) kedudukan dalam keluarga, (3) jenis kelamin, dan (4) hubungan keluarga langsung. Bentuk sapaan bahasa Bali tergantung situasi dan status sosial para partisipan. Artinya, pada keluarga wangsa jaba atau orang kebanyakan berbentuk basa andap atau bahasa tingkatan biasa, sedangkan untuk keluarga triwangsa atau bangsawan menggunakan kata-kata bahasa Bali yang halus atau kruna alus.
Copyrights © 2018