Latar Belakang. Kriptokokosis merupakan salah satu infeksi oportunistikyang paling umum pada pasien yang terinfeksi HIV. Kriptokokosis dapatberujung pada meningitis kriptokokal yang sering berakibat fatal. WHOmerekomendasikan cryptococcal antigen lateral flow assay (CrAg LFA)sebelum memulai terapi antiretroviral (ARV). RSUD dr. Soedarso belummelakukan CrAg LFA sebelum terapi ARV dan belum ada data mengenaikejadian kriptokokosis pada pasien HIV/AIDS di Klinik Melati RSUDdr.Soedarso Pontianak. Tujuan. Mengidentifikasi kejadian kriptokokosisdengan metode LFA pada pasien HIV/AIDS di Klinik Melati RSUD dr.Soedarso Pontianak. Metodologi. Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data didapatkan denganmelakukan CrAg LFA dan wawancara yang dilengkapi dengan rekammedis terhadap 36 orang pasien HIV/AIDS yang datang ke Klinik MelatiRSUD dr. Soedarso Pontianak pada bulan September-Desember 2014.Hasil. Dari 36 pasien yang diperiksa, sebanyak 2 orang (5,6%) pasienpositif kriptokokosis. Masing-masing pasien berusia 39 dan 59 tahun,berjenis kelamin laki-laki, sudah menikah, belum menerima terapi ARV,termasuk kelompok risiko pelanggan pekerja seksual, tidak mengalamiinfeksi oportunistik lain, memiliki jumlah limfosit CD4 <100 sel/μl, dan tidakmengeluhkan gejala kriptokokosis apapun. Kesimpulan. Jumlah kasuskriptokokosis pada pasien HIV/AIDS di Klinik Melati RSUD dr. SoedarsoPontianak periode September-Desember 2014 adalah 5,6%.Kata kunci: kriptokokosis, HIV/AIDS, infeksi oportunistik
Copyrights © 2015