Latar Belakang. Merokok adalah menghirup asap hasil dari pembakaran tembakau yang terbungkus dalam rokok, pipa, atau cerutu. Pada umumnya perokok mulai menginisiasi untuk merokok pada masa remaja dan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya orang tua. Orang tua yang merokok memiliki risiko sebesar 2,81 kali anaknya juga perokok. Provinsi Kalimantan barat menempati urutan ketiga nasional dalam hal proporsi usia mulai merokok usia 15-19 tahun dengan presentase 57,4%. Kota Pontianak yang merupakan ibu kota dari Provinsi Kalimantan Barat memiliki presentase perokok usia 13-15 tahun yang tinggi yaitu sebanyak 14,7%. Guru Bimbingan Konseling SMK-SMTI mendapatkan laporan sekurangnya 1 hingga lebih dari 10 kasus siswa yang merokok di area yang dilarang setiap bulannya selama januari sampai juli 2017. Metode. Desain penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan metode penelitian Cross-sectional. Penelitian dilakukan pada tanggal 7 sampai dengan 11 Agustus 2017. Penelitian ini menggunakan metode stratified sampling pada proses pemilihan sampelnya dengan sampel siwa-siswi SMK-SMTI kelas XI. Sampel berjumlah 211 responden. Data diperoleh dengan membagikan kuisioner. Data yang didapat dianalisis dengan uji statistik chi-square Hasil. Sebanyak 21,8% responden merupakan seorang perokok. Sebanyak 64,92% responden memiliki orang tua yang merupakan seorang perokok. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara perilaku merokok orang tua dengan perilaku merokok pada siswa (P=0,647) dengan nilai CI 95% 0,1402-0,2770. Kesimpulan. Tidak ada hubungan yang bermakna antara orang tua perokok dan perilaku merokok siswa SMK-SMTI Pontianak.
Copyrights © 2018