Latar belakang. Koinfeksi virus hepatitis B merupakan salah satu koinfeksi yangpaling umum terjadi pada pasien yang terinfeksi virus Human immunodeficiency virus(HIV). Koinfeksi dapat berakibat fatal dengan cara meningkatkan angka morbiditasdan mortalitas terkait penyakit hati. Menteri Kesehatan Republik Indonesiamerekomendasikan untuk melakukan tes HBsAg untuk mengidentifikasi orangdengan HIV dan koinfeksi hepaptitis B. RSUD dr. Soedarso belum ada data yanglengkap mengenai angka koinfeksi hepatitis B pada pasien HIV/AIDS di Klinik MelatiRSUD dr. Soedarso Pontianak Tujuan. Mengetahui prevalensi koinfekasi virushepatitis B terhadap pasien yang menderita HIV. Metodologi. Penelitian inimerupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Data didapatkandengan melakukan pemeriksaan HBsAg dan wawancara yang dilengkapi denganrekam medis terhadap 98 orang pasien HIV/AIDS yang datang ke Klinik Melati RSUDdr. Soedarso Pontianak Hasil. Dari 98 pasien yang diperiksa, sebanyak 9 orang(9,18%) subjek penelitian positif hepatitis B. Subjek penelitian yang mengalamikoinfeksi hepatitis B terdapat pada rentang usia 23-41 tahun, mayoritas berjeniskelamin perempuan, sudah menikah, berprofesi swasta, dengan jalur transmisi darihubungan secara heteroseksual dan memiliki jumlah limfosit CD4 <100 sel/?l.Kesimpulan. Jumlah kasus koinfeksi hepatitis b pada pasien HIV/AIDS di Klinik MelatiRSUD dr. Soedarso Pontianak tahun 2016 adalah 9,18%.Kata kunci: hepatitis B, HIV/AIDS, koinfeksi1) Program Studi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak,Kalimantan Barat.2) Departemen Parasitologi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat.3) Klinik Melati, RSUD dr. Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat
Copyrights © 2018