JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang
Vol 5, No 1 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2018

PRODUKTIVITAS KELOMPOK TENAGA KERJA PADA GEDUNG BERTINGKAT (PEKERJAAN PLESTERAN)

Setiawan, Refki Feri (Unknown)
Syahrudin, - (Unknown)
Mulyani, Endang (Unknown)



Article Info

Publish Date
08 Feb 2018

Abstract

Dalam Dunia jasa konrtruksi, produktivitas tenaga kerja adalah salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah proyek pembangunan. Dalam mengukur tingkat produktivitas tenaga kerja ada berbagai macam cara, salah satunya yaitu dengan meneliti besarnya tingkat LUR (Labour Utilitation Rate) masing-masing pekerja., yaitu meneliti sampai seberapa tingkat efektivitas pekerja dalam bekerja. Besarnya tingkat produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah umur, pengalaman kerja, tingkat pendidikan, kesesuaian upah dan komposisi kelompok kerjaBesarnya tingkat produktivitas diperoleh dari hasil pengumpulan data tentang tingkat LUR (labour utilitation rate) masing- masing pekerja selama. Pada Nilai LUR ini dimana pada pekerjaan di Pembangunan Gedung Rusun TNI sebesar 80,15% dan di gedung STIK Muhammadiyah sebesar 77,67%. Pada nilai LUR ini dimana pada pembangunan di Gedung Rusun TNI sangant tinggi ini dikarenakan para tenaga kerja pada bagian plesteran mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi serta target dari suatu pekerjaan yang harus dicapai, sedangkan di STIK muhammadiyah faktor LUR nya sangat rendah ini diakibatkan kurangnya disiplin bekerja pada tenaga kerja itu sendiri.perhitungan nilai koefisien yang dibandingkan dengan nilai koefisien standar dari SNI 2837-2008 dan BOW Tahun 1982, uraian koefisien di gedung Rusun TNI AD pada lantai 3 dimana mandor sebesar 0,009 OH, tukang batu sebesar 0,139 OH, pekerja 0,111 OH. Sedangkan pada gedung STIK Muhammadiyah koefisiennya adalah mandor sebesar 0,024 OH, tukang batu 0,167 OH, dan Pekerja 0,215 OH.Berdasarkan perbandingan Koefisien pekerjaan secara SNI, BOW dan perhitungan dilapangan dalam proyek Rusun TNI AD di Kota Pontianak dan proyek gedung STIK Muhammadiyah Pontianak, terlihat bahwa koefisien pekerjaan disetiap pelaksanaan pekerjaan plesteran lebih rendah dari nilai koefisien SNI dan BOW, dimana berarti setiap pekerja memiliki produktivitas yang tinggi dari analisa SNI dan BOW. Perbedaan nilai koefisien perhitungan dilapangan dengan analisa SNI dan BOW disebabkan antara lain karna dilapangan hanya ditinjau dari 2 proyek dengan tingkatan lantai yang berbeda, sedangkan pada analisa SNI dan BOW adalah rangkuman dari beberapa proyek, jam kerja yang ditinjau pada lapangan tidak penuh satu hari serta peralatan yang digunakan dilapangan berbeda dengan yang digunakan pada analisa SNI dan BOW. Namun perbandingan yang ditunjukkan tidak terlalu besar. Kata Kunci : Perbandingan koefisien,Tingkat Produktivitas    

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

JMHMS

Publisher

Subject

Civil Engineering, Building, Construction & Architecture

Description

Pesatnya perkembangan di dunia pendidikan mengakibatkan peningkatan kebutuhan terhadap bangunan tinggi sebagai sarana dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bersumber pada Standar Nasional Indonesia (SNI 1726-2019) mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung ...