Inspirasi Manajemen Pendidikan
Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan

PERAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 6 SURABAYA

DWI UTAMI, ANA (Unknown)



Article Info

Publish Date
09 Jan 2018

Abstract

PERAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 6 SURABAYA Ana Dwi Utami Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya E-mail: dwitaana5@gmail.com   Dr. Erny Roesminingsih, M.Si Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya E-mail: erny_roes@yahoo.com   Abstrak Masih minimnya kepala sekolah yang memfokuskan kepemimpinannya pada pembelajaran menjadi salah satu faktor penghambat tecapainya tujuan pendidikan nasional. Kepemimpinan pembelajaran sebagai salah satu kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah, sebagai upaya untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas di sekolah melalui peningkatan kompetensi guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis; 1) peran kepala sekolah sebagai pembimbing pengembangan proses pembelajaran; dan 2) peran kepala sekolah sebagai pengembang profesionalisme guru di SMP Negeri 6 Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data manusia dan sumber data non-manusia. Analisis data dilakukan dengan kondensasi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Uji keabsahan data dengan menggunakan uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji dependabilitas dan uji konfirmabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) peran pemimpin pembelajaran sebagai pembimbing pengembangan proses pembelajaran meliputi (a) kegiatan monitoring/ pemantauan yang dilaksanakan rutin di sekolah untuk menciptakan pembelajaran kondusif, dan (b) pemberian motivasi yang bertujuan agar warga sekolah mampu mengembangkan prestasinya; (2) peran pemimpin pembelajaran sebagai pengembang profesionalisme guru meliputi (a) kegiatan pelatihan yang dimaksudkan untuk mendukung kompetensi yang dimiliki guru, dan (b) supervisi pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu guru memecahkan permasalahan yang dihadapi ketika mengajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran kepemimpinan pembelajaran ini berdampak positif pada meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah. Kata Kunci: pemimpin pembelajaran, monitoring, motivasi, pelatihan, supervisi pembelajaran   Abstract Still the lack of Headmasters who focus on their leadership, it becomes one of the factors which barriers in achieving national education goal. Leadership learning as one of competencies which is owned by headmaster, as one of efforts to create the learning quality in school by increasing teacher’s competency.  This research aims to describe and analysis; 1) the role of headmaster as advisor of improvement of learning process; and 2) The role of headmaster as the developer of teacher’s professionalism in State Junior High School 6 of Surabaya. This research uses qualitative approach with the design of case study research.  The data collection technique uses interview, observation and documentation study. The data sources in this research are human data source and non-human data source. The data analysis technique uses data condensation, presenting data and drawing conclusion. The data validity test uses credibility test, transferability test, dependability test, and conformability test. The result of this research shows that: (1) the role of learning leader as the advisor of improvement of learning process includes (a) monitoring activity which is conducted continuously in school to create learning conducive, and (b) motivation giving in order to make school’s members are able to improve their achievement; (2) The role of learning leader as the developer of teacher’s professionalism includes (a) training activity which aims to support teacher’s competency, and (b) Learning supervision which is conducted to support the teachers in solving their problem when teaching. With that, it can be concluded that the role of this learning leadership has positive effect to the improvement of  leaning quality in school.    Key Words: learning leader, monitoring, motivation, training, learning supervision.         PENDAHULUAN Belajar merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Belajar sering dikaitkan dengan bagaimana guru memberikan pembelajaran pada siswa. Sering kita jumpai beberapa peristiwa pembelajaran yang kurang menyenangkan sehingga kelas menjadi tidak kondusif. Hal ini dapat menjadi faktor penghambat dalam majunya pembangunan khususnya pendidikan. Sebagian orang mengatakan bahwa Indonesia telah kehilangan pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, pembelajaran berkualitas dipandang perlu untuk menjadi fokus utama pendidikan kita sebagai alternatif jalan keluar dari permasalahan tersebut. Kualitas pembelajaran secara operasional menurut Rossow (Kusmintardjo, 2014: 209), dapat diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis antara guru, siswa, kurikulum dan bahan ajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang benar harus melibatkan peserta didik secara langsung, karena objek utama pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Pembelajaran berkualitas dapat terjadi dengan adanya pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, siswa mampu berinteraksi dengan mata pelajaran lain dan siswa mampu mengkontekskan hasil pembelajaran. Pembelajaran yang efektif di kelas lebih memberdayakan potensi siswa dan pencapaian tujuan serta target kurikulum. Pembelajaran yang berkualitas akan memfasilitasi proses pembelajaran agar siswanya meningkat prestasinya, meningkat karakter yang melekat pada dirinya, jiwa kewirausahaannya, keingintahuannya, inovasi dan kreativitasnya, serta meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus menerus sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan sangat pesat (Daryanto, 2011: 70). Hal ini dapat dicapai dengan memperbaiki kepemimpinan pembelajaran yang ada di sekolah karena kepemimpinan pembelajaran menempati posisi yang urgent mengingat pembelajaran yang baik merupakan goal oriented dari terbentuknya lembaga pendidikan. Peran kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah memiliki kontribusi penting untuk mencapai tujuan tersebut. Komisi Redisain Kepemimpinan Pembelajaran (The Instructional Leadership Redesign Comission, Tennesee, USA, 2008: 17) mendefinisikan kepemimpinan pembelajaran sebagai berikut: Instructional Leadership is leader that ensure school programs, procedures, and practices focus on the learning and achievement of all students and support the social and emotional development necessary for students to attain academic success, which cover 7 component standarts: continuous improvement, culture for teaching learning, assesment, profesional growth, management of the school, ethics, and diversity. (Learning Centered Leadership Policy, ILRC, Tennessee, USA. 2008). Definisi tersebut menjelaskan bahwa kepemimpinan pembelajaran yang berfokus pada pembelajaran, bermakna bahwa proses penyelenggaraan sekolah diarahkan pada perbaikan secara terus menerus terhadap mutu kualitas pembelajaran dengan menciptakan budaya belajar, penilaian berkelanjutan, pengembangan profesionalitas guru, manajemen sekolah yang berbasiskan etika, dan toleransi terhadap keberagaman siswa yang kesemuanya diarahkan pada peningkatan layanan prima untuk pencapaian prestasi akademik siswa yang tinggi. Menurut Gorton (Astuti, 2011: 68), kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran (instructional leader), merupakan sosok unik yang diharapkan mampu menyusun strategi dalam membantu kemajuan sekolah meraih visi yang diidamkan dan sangat menentukan kesuksesan sekolah. Tiga gagasan dasar menurut Idris (2007: 24-25) tentang pengkaitan peranan kepemimpinan pengajaran dari seorang kepala sekolah dengan ciri dan tingkah laku kepala sekolah efektif yang dilihat dari visi sekolah adalah sebagai berikut: 1) kepala sekolah yang efektif memiliki dan memegang teguh visi atau image tentang apa yang akan dicapai; 2) visi ini menuntun kepala sekolah dalam mengelola dan memimpin sekolahnya; dan 3) kepala sekolah yang efektif memusatkan kegiatannya pada pengajaran dan kinerja (unjuk kerja) guru di kelas. Kepemimpinan pembelajaran yang efektif dan optimal dari kepala sekolah akan mewujudkan suasana pembelajaran yang mendukung ketercapaian tujuan sekolah. Landasan yuridis tentang kepemimpinan pembelajaran adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya bahwa efektivitas kepala sekolah dinilai angka kreditnya dalam kompetensi: 1) kepribadian dan sosial; 2) kepemimpinan pembelajaran; 3) pengembangan sekolah dan madrasah; 4) manajemen sumber daya; 5) kewirausahaan sekolah/ madrasah; dan 6) supervisi pembelajaran. (Wardani, dkk., 2015: 684-685). Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di sekolah karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa agar siap menghadapi masa depan yang belum diketahui, yang syarat akan tantangan-tantangan (Ditjen-PMPTK, 2010:1). Kepemimpinan pembelajaran sangat penting diterapkan karena mampu: 1) meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan; 2) mendorong dan mengarahkan warga sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik; 3) memfokuskan kegiatan-kegiatan warga sekolah untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah; dan 4) membangun komunitas belajar warga sekolah dan bahkan mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah pembelajar. (Wardani, dkk., 2015: 686). SMP Negeri 6 Surabaya adalah sekolah unggulan yang terletak di Jalan Jawa Nomor 24 Gubeng Kota Surabaya. Sekolah ini telah menerapkan sistem fullday school sejak tahun 2007 hingga sekarang. Sekolah ini termasuk sekolah yang berukuran kecil dan berlantai tiga karena lokasinya yang berada di daerah padat penduduk. Keunikan SMP Negeri 6 Surabaya ini adalah seringnya mendapatkan penghargaan karena prestasi yang telah diraih. Berbagai prestasi tersebut tidak lepas dari peran kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah yang terus memberikan dukungan untuk pengembangan belajar siswa. Kepala SMP Negeri 6 Surabaya adalah sosok pemimpin yang ulet, disiplin, cerdas, dan pernah meraih penghargaan sebagai Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Nasional. Kepemimpinannya di SMP Negeri 6 Surabaya ini telah membawa berbagai perubahan atau inovasi demi kemajuan sekolah, melalui implementasi peran kepala sekolah sebagai pembimbing pengembangan proses pembelajaran dan sebagai pengembang profesionalisme guru. Kepala sekolah dalam membimbing pengembangan proses pembelajaran berperan dalam mendukung proses pembelajaran siswa di sekolah. Dalam hal ini, Kepala SMP Negeri 6 Surabaya telah melaksanakan monitoring terhadap kinerja guru sebagai langkah untuk membantu guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi ketika mengajar. Selain dengan memantau melalui CCTV sekolah, monitoring tersebut juga dilaksanakan kepala sekolah dengan kunjungan ke kelas-kelas ketika guru sedang dalam proses pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah juga selalu memberikan motivasi kepada guru sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat guru dalam mengajar, baik dalam dukungan kebijakan ataupun fasilitas yang disediakan sekolah. Salah satu dampak dari kegiatan ini adalah guru lebih mampu menggunakan Teknologi Informasi (IT) dalam pembelajaran, baik dalam proses pembelajaran, maupun dalam penilaian hasil belajar. Selain perannya dalam membimbing pengembangan proses pembelajaran, Kepala Sekolah juga berperan dalam mengembangkan profesionalisme guru. Dalam hal ini, kepala SMP Negeri 6 Surabaya mengikutsertakan guru dalam kegiatan-kegiatan pelatihan baik akademik maupun non-akademik, pembinaan dan diskusi. Kegiatan ini melibatkan seluruh guru di SMP Negeri 6 Surabaya, dimana terdapat penunjukan tugas dari kepala sekolah dan juga ada guru yang ingin mengembangkan kompetensi diri karena adanya inisiatif dari guru itu sendiri. Kepala sekolah juga memberikan supervisi pembelajaran untuk pengembangan kompetensi guru dalam mengajar.  Peningkatan profesionalisme guru ini berdampak pada meningkatnya kemampuan guru dalam mengajar dan kepercayaan diri dalam memberikan pelayanan pada siswa. Salah satu dampak tersebut adalah guru di SMP Negeri 6 Surabaya lebih tanggap terhadap pembaruan pembelajaran yang digunakan di masyarakat. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah sebagai pembimbing pengembangan proses pembelajaran dan pengembang profesionalisme guru di SMP Negeri 6 Surabaya.   METODE Jenis dari penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan rancangan penelitian studi kasus. Kehadiran peneliti di lapangan sebagai pengumpul data utama. Informan penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, guru kelas I, dan guru kelas II. Pengumpulan data dilaksanakan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.   HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini berdasarkan pada focus penelitian, yakni peran kepemimpinan pembelajaran sebagai pembimbing pengembangan proses pembelajaran melalui a) monitoring, dan b) pemberian motivasi; dan sebagai pengembang profesionalisme guru melalui a) pelatihan dan  b) supervisi pembelajaran di SMP Negeri 6 Surabaya.   Hasil Peran Pembimbing Pengembangan Proses Pembelajaran Monitoring Monitoring adalah salah satu program pembimbingan pengembangan proses pembelajaran di SMP Negeri 6 Surabaya. Monitoring ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan kepala sekolah untuk memantau kinerja guru. Kegiatan monitoring diadakan rutin setiap hari di sekolah dengan tujuan agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kegiatan ini dilaksanakan dengan berjalan berkeliling ke teras kelas untuk memantau guru dan siswa terutama setelah jam masuk berbunyi. Pelaksanaan kegiatan monitoring selain dengan berjalan berkeliling juga dilaksanakan dengan menggunakan media CCTV. Media ini berguna untuk memudahkan kepala sekolah dalam memantau kelas, dan dirasa efektif serta hasilnya terlihat lebih apa adanya dan tidak dibuat-buat. CCTV ini dipasang di kelas-kelas, dan monitor/ pemantau berada di ruang kepala sekolah dan staf sekolah. Akan tetapi CCTV ini terkadang eror atau tidak berfungi sehingga media ini jarang digunakan. Dari hasil observasi dan studi dokumentasi, proses pemantauan di sekolah juga dilaksanakan melalui pengumpulan jurnal harian kelas oleh wali kelas tiap minggu sekali. Dalam jurnal harian kelas tersebut terdapat kolom-kolom yang berisi keterangan hari/ tanggal, mata pelajaran, jam-jam kosong, dan catatan terkait pembelajaran kelas. Jurnal tersebut akan direkap untuk dilaporkan ke kepala sekolah dan ditindaklanjuti sebagaimana mestinya. Pelaksana monitoring selain dilakukan langsung oleh kepala sekolah, juga dibantu oleh wakil kepala sekolah atau staf. Mengingat tugas kepala sekolah yang tidak hanya fokus di sekolah, maka pemantauan ini harus menjadi tanggung jawab wakil kepala dan staf yang ditunjuk untuk menggantikan. Tindak lanjut monitoring dibutuhkan agar kesalahan yang dilakukan guru atau siswa pada hari itu dapat diperbaiki dan dipraktekkan dihari yang lain. Tindak lanjut ini dapat berupa peneguran langsung ataupun keteladanan. Peneguran langsung diberikan ketika kepala sekolah menemukan kesalahan yang dilakukan guru saat itu juga dan diberi masukan-masukan yang membangun, sedangkan keteladanan diberikan kepala sekolah melalui sikap dan perilaku yang dimunculkan oleh kepala sekolah. Motivasi Motivasi termasuk dalam salah satu pembimbingan proses pembelajaran oleh Kepala sekolah. Motivasi merupakan salah satu faktor kesuksesan suatu lembaga untuk terus berkembang. Kepala sekolah mengambil peran penting sebagai motivator untuk pengembangan sekolah tersebut. Pemberian motivasi dari kepala SMP Negeri 6 Surabaya, diberikan dengan adanya arahan tiap hari senin ketika upacara bendera, melalui reward, dan melalui papan-papan poster yang terpasang dilingkungan sekolah.  Arahan tiap hari senin merupakan kegiatan rutin yang diberikan baik oleh kepala sekolah maupun staf sekolah untuk memberikan masukan-masukan yang membangun untuk kelancaran pembelajaran. Misalnya dalam hal Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester, maupun Hari-Hari Nasional.   Reward diberikan untuk guru dan siswa yang berprestasi agar mereka dapat berkreasi untuk kedepannya. Reward ini diberikan dalam bentuk kenang-kenangan dan juga dukungan moril. Motivasi di sekolah juga digambarkan melalui papan-papan poster yang terpasang di lingkungan sekolah. Papan poster ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan motivasi diri warga sekolah yang mendukung pembelajaran berkualitas. Papan-papan poster tersebut terpasang hampir di setiap sudut sekolah yang bertujuan agar warga sekolah selalu membacanya dan terus mengingatnya.    Peran Pengembang Profesionalisme Guru Pelatihan Pelatihan adalah bagian dari pengembangan profesioalisme guru yang diberikan oleh kepala sekolah. Pelatihan merupakan salah satu komponen pendukung dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki. Pelatihan untuk pengembangan profesionalisme guru di SMP Negeri 6 Surabaya dilaksanakan menyesuaikan kebutuhan sekolah. Kegiatan pelatihan di sekolah diimplementasikan melalui workshop dengan mendatangkan pemateri dari luar pada kurun waktu yang kondisional serta fokus pada materi yang berkaitan dengan inovasi pendidikan.  Pelatihan dilaksanakan dengan sistem penunjukan tugas. Penunjukan tugas tersebut merupakan kegiatan untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih pada guru dan pengetahuan baru yang telah diperoleh dapat ditularkan pada guru yang lain di SMP Negeri 6 Surabaya. Pelatihan ini sekaligus merupakan pemberian tanggung jawab langsung dari kepala sekolah.   Pelaksanaan pelatihan di SMP Negeri 6 Surabaya tidak jarang menghadapi berbagai kendala yang perlu untuk diselesaikan secara bersama-sama. Kendala yang dihadapi adalah terkait dengan waktu pelaksanaan pelatihan. Waktu pelaksanaan ini berkaitan dengan jam mengajar guru SMP Negeri 6 Surabaya yang padat sehingga pelatihan harus menyesuaikan jadwal guru.   Supervisi Pembelajaran Supervisi pembelajaran merupakan kegiatan pengembangan profesionalisme guru dalam mengajar dan juga untuk membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi ketika mengajar. Supervisi pembelajaran di SMP Negeri 6 Surabaya dilaksanakan secara terprogram oleh pihak sekolah. Kegiatan ini dimulai dengan pengisian angket yang disediakan sekolah untuk kemudian dibuatkan jadwal sesuai dengan kesiapan guru untuk disupervisi.   Supervisi pembelajaran dilakukan dengan kunjungan kelas dan pengisian angket. Kunjungan kelas ini dilakukan langsung oleh kepala sekolah dan guru senior pengganti kepala sekolah ketika berhalangan hadir. Sedangkan pengisian angket ini lebih kepada penentuan jadwal supervisi pembelajaran itu sendiri.  Supervisi pembelajaran selain dilaksanakan oleh kepala sekolah, juga dibantu oleh guru-guru senior yang telah ditunjuk untuk melaksanakan supervisi pembelajaran di kelas. Supervisi pembelajaran yang dilakukan guru senior, harus melampirkan rekaman video untuk diserahkan ke kepala sekolah untuk ditindaklanjuti. Tindak lanjut dari supervisi pembelajaran yakni memungkinkan adanya diskusi personal yang dilakukan antara kepala sekolah dan guru untuk sama-sama menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan guru.    Pembahasan Peran Pembimbing Pengembangan Proses Pembelajaran di SMP Negeri 6 Surabaya Hasil temuan dilapangan diketahui bahwa sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran, kepala sekolah mengimpelementasikan program pengembangan sekolah yang mengacu pada hal tersebut. Sekolah memandang bahwa proses pembelajaran merupakan sesuatu yang vital dalam kegiatan belajar mengajar. Karena keberhasilan dari pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai elemen, diantaranya kepala sekolah, guru, media, metode, dan juga lingkungan yang kondusif. Dalam hal ini peran kepala sekolah sebagai pemimpin tunggal dalam suatu lembaga dapat dijadikan fokus perhatian untuk mencapai tujuan tersebut. Keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang berkualitas tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan administrator yang bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan belajar setiap peserta didiknya, dengan menyediakan fasilitas, lingkungan belajar, dan program pembelajaran yang memungkinkan siswa bisa berkembang dengan baik. (Herawan, 2013: 262). Kepala sekolah yang memfokuskan kepemimpinannya pada pembelajaran maka ia telah menerapkan kepemimpinan pembelajaran. Salah satu temuan penelitian disebutkan bahwa peran kepemimpinan pembelajaran yang tergambar di SMP Negeri 6 Surabaya adalah dengan menerapkan peran pembimbing pengembangan proses pembelajaran dimana kepala sekolah berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif melalui peningkatan disiplin dari warga sekolah. Peran pembimbing pengembangan proses pembelajaran oleh kepala sekolah diimplementasikan melalui kegiatan monitoring atau pemantauan. Sejak tahun 2013, selain menjalankan tugas manajerial, kepala sekolah juga rutin melaksanakan kegiatan monitoring untuk memantau kinerja guru dan siswa, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana implementasi program tersebut dijalankan dan efeknya terhadap kualitas pembelajaran. Kegiatan ini sendiri bukan merupakan agenda yang dijadwalkan oleh pihak sekolah, namun lebih kepada agenda rutinitas yang waktu pelaksanaannya lebih kondisional. Dengan dirutinkannya kegiatan ini diharapkan guru dan juga siswa dapat meningkat kedisiplinannya sehingga pembelajaran dapat berjalan kondusif. Monitoring ini dilaksanakan dengan observasi atau berjalan berkeliling ke teras-teras kelas pada jam-jam tertentu yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung kondisi kelas, sebagaimana Suryana (Daman, 2012: 23) yang menyebutkan bahwa observasi merupakan kunjungan secara langsung ke tempat kegiatan, sehingga semua kegiatan yang sedang berlangsung atau obyek yang ada dapat diobservasi dan dilihat. Kepala sekolah memantau guru dan juga siswa yang masih berkeliaran di luar kelas setelah jam masuk berbunyi. Hal ini dilaksanakan untuk menghindari kelas yang kosong sehingga pembelajaran dapat berjalan kondusif. Menurut Mulyasa (2012: 56) seorang kepala sekolah  harus sadar bahwa keberhasilannya bergantung pada orang lain, seperti guru dan tenaga kependidikan. Dalam hal ini, untuk mengembangkan proses pembelajaran kepala sekolah memanfaatkan media CCTV sebagai alternatif dari observasi dengan memanfaatkan staf untuk membantu pelaksanaan program. Penggunaan media ini dimaksudkan untuk memudahkan kepala sekolah dalam memantau kelas karena dirasa efektif, hasilnya terlihat lebih apa adanya dan tidak dibuat-buat. Untuk memudahkan pemantauan, CCTV ini dipasang di kelas-kelas dan monitor/ pemantau berada di ruang kepala sekolah dan staf sekolah. Akan tetapi, media CCTV ini jarang digunakan karena terkadang eror atau tidak berfungi. Kepemimpinan pembelajaran lebih bersifat transaksional yang dicirikan dengan pemuasan mengenai kebutuhan para guru dan murid berdasarkan tujuan yang disepakati bersama (Kusmintardjo, 2014: 204). Untuk mendukung kebutuhan tersebut, kepala sekolah mengadakan kegiatan pengumpulan jurnal harian kelas oleh wali kelas tiap minggu sekali sebagai salah satu upaya untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan guru dan siswa dalam kelas. Dalam jurnal harian kelas tersebut terdapat kolom-kolom yang berisi keterangan hari/ tanggal, mata pelajaran, jam-jam kosong, dan catatan terkait pembelajaran kelas selama satu minggu. Jurnal tersebut akan direkap untuk dilaporkan ke kepala sekolah dan ditindaklanjuti sebagaimana mestinya. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi bawahannya agar dapat bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Namun hal ini, manusia selalu dikendalikan dan dioengaruhi oleh kondisi fisik yang dimilikinya dan juga faktor psikis. Sehingga kepala sekolah harus berupaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan melihat permasalahan yang terjadi (Triyanto, dkk.: 2013: 235). Untuk mengatasi kemungkinan tersebut, kepala sekolah SMP Negeri 6 Surabaya berupaya untuk memberikan motivasi warga sekolah agar dapat terus menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu dengan memberikan dorongan berupa reward (hadiah) dalam bentuk kenang-kenangan bagi mereka yang berprestasi dan mendatangkan tokoh-tokoh yang berpengaruh agar warga sekolah dapat meniru perjuangan mereka. Kepala sekolah juga memasang papan-papan poster di lingkungan sekolah guna tercapainya tujuan peningkatan kualitas proses pembelajaran yang menjadi tujuan sekolah. Pemberian motivasi ini bukan tanpa adanya alasan, namun karena adanya keinginan dari kepala sekolah untuk menjadikan lingkungan SMP Negeri 6 Surabaya sebagai lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dengan cara menggerakkan stakeholder sekolah agar dapat berkembang. Sebagaimana yang diungkapkan Wahyudi (2012: 101) bahwa proses terjadinya motivasi seseorang merupakan gabungan dari kebutuhan, dorongan, tujuan, dan imbalan. Hal ini menunjukkan bahwa, selain dari diri individu (motivasi instrinsik), motivasi juga dapat dimunculkan karena adanya pengaruh dari orang lain (motivasi ekstrinsik).   Peran Pengembang Profesionalisme Guru di SMP Negeri 6 Surabaya Triyanto, dkk. (2013: 234) dalam penelitiannnya menjelaskan bahwa kepala sekolah yang berperan aktif dalam memajukan proses pembelajaran agar pembelajaran di sekolah dapat berjalan efektif dan efisien dengan berbagai cara, diantaranya mendorong guru untuk meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme dalam mengajar, mendorong guru untuk memberdayakan penggunaan media dalam proses pembelajaran, mendorong guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan baik yang diadakan oleh dinas terkait maupun pihak lain, melengkapi sarana prasarana pembelajaran serta mengadakan pertemuan rutin sebagai media untuk sharing antara guru-guru dengan kepala sekolah. Hal tersebut sesuai dengan temuan penelitian di SMP Negeri 6 Surabaya, dimana kepala sekolah berupaya mengembangkan profesionalisme guru dengan menunjuk guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan juga mengadakan pertemuan untuk sharing melalui kegiatan supervisi pembelajaran. Pengembangan profesionalisme guru menjadi kebutuhan di setiap sekolah yang berkeinginan untuk menjadikan sekolah sebagai salah satu sekolah unggulan.  Hal tersebut juga menjadi perhatian di SMP Negeri 6 Surabaya, dimana guru-guru disiapkan untuk menjadi guru yang berkompeten dibidangnya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan pengembang kompetensi guru. Salah satunya adalah kegiatan pelatihan atau workshop. Pribadi (2016: 1) mengatakan bahwa: “pelatihan merupakan salah satu komponen penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) pada sebuah institusi. Pelatihan yang dijalankan secara efektif dan efisien akan memberikan kontribusi yang positif untuk perkembangan lembaga khususnya pendidikan. Dalam hal ini, pelatihan untuk mengembangkan kompetensi guru di SMP Negeri 6 Surabaya dilaksanakan dalam kurun waktu tiga kali dalam satu tahun. Biasanya diadakan pada bulan Maret, Juli, dan juga September. Pelatihan ini dilaksanakan secara insidentil bergantung pada kebutuhan sekolah. Pelatihan yang dilaksanakan juga lebih bersifat workshop, dimana setelah guru mendapatkan materi, guru dituntut untuk langsung mempraktikkannya pada proses pembelajaran kelas. Pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan sistem penunjukan tugas. Pengembangan kompetensi melalui pelaksanaan tugas pada dasarnya adalah upaya memadukan antara potensi profesional dengan pelaksanaan tugas-tugas pokoknya. Dengan cara ini, tugas-tugas yang diberikan dalam pelaksanaan tugas, secara langsung maupun tidak langsung merupakan upaya peningkatan kompetensi guru (Mudlofir, 2012: 132-137). Penunjukan tugas tersebut merupakan kegiatan untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih pada guru dan pengetahuan baru yang telah diperoleh dapat ditularkan pada guru yang lain selingkup SMP Negeri 6 Surabaya pada khususnya. Pelatihan ini sekaligus merupakan pemberian tanggung jawab langsung dari kepala sekolah kepada guru di sekolah. Pelatihan di SMP Negeri 6 Surabaya tidak jarang menghadapi berbagai kendala yang perlu untuk diselesaikan secara bersama-sama. Kendala yang dihadapi adalah terkait dengan waktu pelaksanaan pelatihan. Waktu pelaksanaan ini berhubungan dengan jam mengajar guru SMP Negeri 6 Surabaya yang padat sehingga untuk mengatasi masalah tersebut pihak sekolah berupaya untuk melaksanakan pelatihan yang disesuaikan dengan jadwal guru. Selain dengan mengadakan pelatihan di sekolah, peran pengembang profesionalisme guru juga diimplementasikan melalui kegiatan supervisi pembelajaran di sekolah. Mulyasa (2015: 241) menyatakan: “pada hakikatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu pembinaan yang kontinyu, pengembangan kemampuan professional personel, perbaikan situasi belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik”. Supervisi pembelajaran di SMP Negeri 6 Surabaya serupa dengan pendapat Mulyasa bahwa supervisi ini ditujukan agar dapat memperbaiki masalah yang dihadapi guru dalam mengajar dan sebagai upaya pembinaan bagi guru secara kontinyu. Kepala sekolah selalu memberikan masukan-masukan yang membangun ketika mengadakan supervisi pembelajaran dengan mengobservasi kelas. Tujuannya adalah untuk memperbaiki masalah-masalah pembelajaran yang sering dihadapai guru di dalam kelas. Hal ini tentu saja memberikan dampak pada kualitas pembelajaran kelas di sekolah. Supervisi pembelajaran dilakukan dengan kunjungan kelas dan pengisian angket. Kunjungan kelas ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara langsung dan ada apanya, sehingga kepala sekolah dapat menilai kelebihan dan kekurangan guru secara langsung. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mulyasa (2015: 245) kunjungan dan observasi kelas sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang proses belajar mengajar secara langsung, baik yang mengangkut kelebihan maupun kekurangannya. Melalui teknik ini, kepala sekolah dapat mengamati secara langsung kegiatan guru dalam melaksanakan tugas utamanya, mengajar, penggunaan alat, metode, dan teknik mengajar secara keseluruhan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Supervisi pembelajaran selain dilaksanakan oleh kepala sekolah, juga dibantu oleh guru-guru senior yang telah ditunjuk untuk melaksanakan supervisi pembelajaran di kelas. Hal ini dilaksanakan ketika kepala sekolah sedang berhalangan hadir atau sedang ada tugas di luar sekolah. Supervisi pembelajaran yang dilakukan guru senior, harus melampirkan rekaman video untuk diserahkan ke kepala sekolah untuk ditindaklanjuti. Dari hasil rekaman tersebut, kepala sekolah dapat melihat bukti valid dari pelaksanaaan supervisi pembelajaran, sehingga kepala sekolah juga dapat menilai apa kekurangan dan kelebihan guru ketika mengajar. Tindak lanjut dari supervisi pembelajaran di SMP Negeri 6 Surabaya dibutuhkan sebagai langkah perbaikan dari proses supervisi pembelajaran yang telah dilakukan. Tindak lanjut ini memungkinkan adanya diskusi personal yang dilakukan antara kepala sekolah dan guru untuk sama-sama menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan guru. Kepala sekolah juga akan memonitor kemajuan mengajar guru pasca supervisi melalui jurnal harian yang dilaporkan oleh wali kelas tiap minggunya sebagai upaya pengembangan untuk guru-guru ketika mengajar.   PENUTUP Simpulan  Pembimbing pengembangan proses pembelajaran dilaksanakan melalui kegiatan monitoring dan pemberian motivasi. Monitoring ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan kepala sekolah untuk memantau kinerja guru. Kegiatan monitoring sendiri diadakan rutin setiap hari di sekolah dengan tujuan agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kegiatan ini dilaksanakan dengan berjalan berkeliling ke teras kelas, memanfaatkan media CCTV dan juga pengumpulan jurnal harian kelas oleh wali kelas tiap minggu sekali. Pelaksana monitoring selain dilakukan langsung oleh kepala sekolah, juga dibantu oleh wakil kepala sekolah atau staf. Tindak lanjutnya berupa peneguran langsung ataupun keteladanan. Pemberian motivasi dari kepala SMP Negeri 6 Surabaya, diberikan dengan memberikan arahan tiap hari senin ketika upacara bendera, melalui reward, dan melalui papan-papan poster yang terpasang dilingkungan sekolah. Pelatihan untuk pengembangan profesionalisme guru di SMP Negeri 6 Surabaya dilaksanakan menyesuaikan kebutuhan sekolah. Kegiatan pelatihan di sekolah diimplementasikan melalui workshop dengan mendatangkan pemateri dari luar pada kurun waktu yang kondisional serta fokus pada materi yang berkaitan dengan inovasi pendidikan. Pelatihan dilaksanakan dengan sistem penunjukan tugas. Bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih pada guru dan pengetahuan baru yang telah diperoleh dapat ditularkan pada guru yang lain di SMP Negeri 6 Surabaya. Pelatihan ini sekaligus merupakan pemberian tanggung jawab langsung dari kepala sekolah. Kendala yang dihadapi adalah terkait dengan waktu pelaksanaan pelatihan yang harus menyesuaikan jadwal guru. Supervisi pembelajaran di SMP Negeri 6 Surabaya dilaksanakan secara terprogram oleh pihak sekolah. Kegiatan ini dimulai dengan pengisian angket yang disediakan sekolah untuk kemudian dibuatkan jadwal sesuai dengan kesiapan guru untuk disupervisi. Supervisor berasal dari internal sekolah, yakni kepala sekolah dan guru senior pengganti ketika kepala sekolah berhalangan hadir. Tindak lanjut dari supervisi pembelajaran yakni memungkinkan adanya diskusi personal yang dilakukan antara kepala sekolah dan guru untuk sama-sama menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan guru.   Saran Setelah penelitian ini dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ditujukan kepada:  Kepala SMP Negeri 6 Surabaya Dari berbagai peran yang telah dilaksanakan, hendaknya kepala sekolah mampu mengoptimalkan pendukung terlaksananya peran kepala sekolah salah satunya pada penggunaan media CCTV dalam kegiatan pemantauan siswa di kelas. Dari hasil temuan dilapangan, diketahui bahwa penggunaan CCTV masih kurang maksimal karena sering eror sehingga media ini jarang digunakan.   Wakil Kepala Sekolah Wakil kepala sekolah hendaknya mampu menjadi motivator kedua setelah kepala sekolah dalam memberikan contoh dan panutan bagi warga sekolah. Selain itu diharapkan wakil kepala sekolah juga mampu berperan secara optimal dalam menggantikan peran kepala sekolah selama beliau berhalangan terutama pada bimbingan pengembangan proses pembelajaran di sekolah. Guru Kelas Dengan adanya program pengembangan profesionalisme guru di sekolah, hendaknya guru mampu berperan secara aktif dalam mengembangkan kompetensinya, dengan aktif mengajukan diri untuk diikutkan dalam kegiatan pelatihan atau workshop yang diadakan di Dinas maupun lembaga sejenis. Siswa Sebagai salah satu focus di sekolah hendaknya siswa dapat berperilaku lebih disiplin dan aktif dalam pembelajaran. Disiplin ini terutama terkait jam masuk kelas untuk pembelajaran dan jam untuk organisasi. Karena berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, masih ada beberapa siswa yang izin keluar kelas untuk kegiatan organisasi ketika jam belajar telah dimulai. Peneliti lain Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain terutama terkait implementasi peran kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah, dengan menggunakan setting yang berbeda.   DAFTAR PUSTAKA Astuti, Idayu. 2011. Kepemimpinan Pembelajaran Sekolah Inklusi. Malang: Bayumedia Daman. 2012. Monitoring Dan Supervisi Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Semarang: Unnes Press Daryanto. 2011. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. “Kepemimpinan Pembelajaran”. Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Idris, Jamaluddin. 2007. Sekolah Efektif dan Guru Efektif. Yogyakarta & Banda Aceh: Taufiqiyah Sa’adah & Suluh Press Herawan, Endang. 2013. “Kinerja Kepala Sekolah Sebagai Instructional Leader”. Pedagogia: Jurnal Ilmu Pendidikan. Hal. 259-265 Kusmintardjo. 2014. “Kepemimpinan Pembelajaran Oleh Kepala Sekolah”. Jurnal Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang. Vol. 24 (3) hal. 203-213 Mudlofir, Ali. 2012. Pendidik Profesional: Konsep, Strategi, Dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada Mulyasa, 2012. Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara _______, 2013. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara _______, 2015. Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Edisi 5. Jakarta: Bumi Aksara Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknik Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 pasal 12 ayat (1) tentang Pendidikan Dasar. Pribadi, Benny. 2016. Desain Dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis Komeptensi: Implementasi Model ADDIE. Jakarta: Prenada Media Grup Tennessee State Board Of Education. 2008. “Learning Centered Leadership Policy”. The Instructional Leadership Redesign Comission. USA: ILRC Triyanto, Eko., Sri Anitah, dan Nunuk Suryani. 2013. “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajara”. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 1 (2) hal. 226-238 Wahyudi. 2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Bandung: Alfabeta Wardani, Dewi Kusuma dan Mintasih Indriayu. 2015. “Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Makalah disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional, 9 Mei. 

Copyrights © 2018