Kasus bullying remaja masih saja terus terjadi di Indonesia. Kondisi ini tentu saja menimbulkankeprihatinan bagi semua pihak, baik sekolah, orang tua maupun masyarakat. Bullying memilikidampak yang buruk bagi korban, mulai dari menurunnya prestasi belajar di sekolah, menyimpandendam terhadap si pelaku bahkan hingga keinginan untuk bunuh diri. Melalui model komunikasikelompok yang tepat, diharapkan dapat mencegah bullying pada remaja yang dilakukan dilingkungan sekolah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitiandilaksanakan di Jakarta Selatan. Sumber data diperoleh dari key informan Guru BimbinganKonseling dan informan siswa-siswi SMP di Jakarta Selatan. Metode pengumpulan datadilaksanakan melalui wawancara mendalam dan FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperilaku komunikasi kelompok pada remaja di lingkungan sekolah di empat Sekolah MenengahPertama di Jakarta Selatan, mengacu pada: a) Tujuan pembentukan komunikasi kelompok, b)Perilaku komunikasi kelompok antara lain berkomunikasi secara verbal “bercerita/ngobrol”maupun non verbal seperti melalui gambar, foto dan gerak-gerik “gesture”, dalam membahas tugas-tugas sekolah dan ekstra kulikuler, c) Interaksi yang dilakukan pada komunikasi kelompok, d).Peran dan norma yang mereka sepakati, e) Media komunikasi kelompok sebagai sarana untukmenyampaikan aspirasi, f) Jumlah anggota kelompok, rata-rata enam sampai sepuluh, dan g).Waktu berkomunikasi kelompok. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilakukomunikasi kelompok pada remaja di sekolah antara lain: a) Kegiatan. Kegiatan yang dilakukankelompok akan mempengaruhi intensitas perilaku komunikasi kelompok, b) Interaksi. Semakinintensif interaksi yang dilakukan, maka akan semakin solid sebuah kelompok dan c) Perasaan. Disamping itu, pengaruh kelompok terhadap perilaku individu anggota kelompok antara lainberbentuk: Konformitas, Fasilitas Sosial dan Polarisasi. Dari poin-poin tersebut di atas maka dapatdisimpulkan sebuah model komunikasi kelompok untuk mencegah perilaku bullying pada remajadi sekolah dengan mengadopsi teori keseimbangan Heider, perbandingan sosial Festinger dan teoriABX dari Newcomb.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2016