“UMKM telah menjadi backbone dan buffer zone yang menyelamatkan negara dari keterpurukan ekonomi”, kalimat ini senantiasa didengung-dengungkan dalam setiap pertemuan para birokrat dan pakar serta pengamat ekonomi. UMKM pun menjadi sorotan dan senantiasa diteropong dalam berbagai masalah nasional berkenaan dengan, penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan kenaikan nilai PDB (Product Domestik Bruto) negara. UMKM diyakini berpotensi memberi sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Secara historis UMKM dalam kegiatan ekonominya lebih menonjol pada moral (agama) dan budaya daripada terstruktur dalam teori-teori profit, maksimalisasi dan free kompetitif. Dalam teori Antropologi Ekonomi kerap dideskripsikan bahwa, proses ekonomi dalam masyarakat UMKM menggambarkan bentuk perilaku yang ber tipe kekerabatan, terikat pada ritual keagamaan, berbagi rezeki dan juga resiko serta menuntut “kepercayaan” dalam transaksi di antara mereka. Fenomena inilah sesungguhnya yang memungkinkan pengusaha UMKM lebih tahan dalam menghadapi krisis, refleksi penelitian penulis terhadap ekonomi usaha kecil di kota Jakarta. Penggambaran bentuk kegiatan ekonomi ini menjadi dasar pemikiran penulis ketika para ahli tengah mencari bentuk sistem ekonomi nasional yang berbasis ekonomi rakyat dan ketika para pelaku UMKM cenderung dijadikan sandaran untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi nasional.
Copyrights © 2018