Desa Bojongkoneng merupakan salah satu desa di Kabupaten Bogor yang rentan terhadap bencana longsor. Penelitian sebelumnya menyebutkan adanya kearifan lokal yang pernah dipergunakan oleh warga setempat sehingga mereka lebih waspada terhadap kerentanan di wilayah tempat tinggalnya. Namun oleh karena perubahan sosial yang terjadi, kearifan lokal di Bojongkoneng telah mulai dilupakan. Dalam menjalani kehidupan sehari-harinya, seperti membangun rumah tinggal dan mencari nafkah, warga masyarakat yang tinggal di Bojongkoneng mulai melupakan hubungannya dengan lingkungan. Hal ini membuat kerentanan risiko bencana longsor bagi warga Desa Bojongkoneng meningkat. Intervensi sosial sangat diperlukan untuk mencegah warga masyarakat dari resiko bencana longsor. Dalam intervensi sosial tersebut, peran pekerja sosial sangat penting. Pengetahuan pekerja sosial dalam melaksanakan praktiknya tidak hanya terkait dengan pengetahuan mengenai metode praktik pekerjaan sosial dan teori yang mendasari praktik, beserta nilai-nilai profesional dalam melakukan intervensi sosial. Pekerja sosial harus memperkaya diri dengan pengetahuan yang khas terkait dengan kliennya. Dalam kaitannya dengan Desa Bojongkoneng, konsep ‘sense of place’ menjadi salah satu konsep penting untuk memahami lunturnya kearifan lokal di Bojongkoneng. Artikel ini membahas urgensi pemahaman ‘sense of place’ dalam menjalankan peran pekerja sosial dalam merancangintervensi sosial untuk kawasan rawan bencana seperti di Desa Bojongkoneng. Melalui analisis ‘sense of place’, pekerja sosial dapat terbantu untuk memahami bagaimana warga Desa Bojongkoneng merasakan wilayah tempat tinggal, bagaimana warga mempersepsikan diri mereka dan memiliki keterikatan pada tempat tinggal mereka dengan resiko tanah longsor. Kata kunci: Sense of place, kearifan lokal, mitigasi bencana, peran pekerja sosial
Copyrights © 2017