Millet merupakan jenis serealia tinggi serat pangan dan tanin, untuk dapat diaplikasikan dalam produk pangan, tepung millet diharapkan memiliki tanin rendah dan tetap mempertahankan kandungan serat pangan, sehingga diperlukan metode pendahuluan dalam pengolahan tepung millet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan serat pangan dan tanin tepung millet yang dihasilkan dari 2 metode pendahuluan. Desain eksperimental yang dipergunakan adalah uji T berpasangan dengan perlakuan i.e metode perkecambahan dan metode kecambah-fermentasi. Hasil analisis menyatakan bahwa terdapat perbedaan kandungan serat pangan dan tanin dari tepung millet metode perkecambahan dan metode kecambah-fermentai (a=0,05%). Tepung millet metode perkecambahan memiliki kandungan tanin 2,20% dan serat pangan 15,26% (bk), sedangkan tepung millet metode kecambah-fermentasi memiliki kandungan tanin 0,61% dan serat pangan 12,55% (bk)
Copyrights © 2020