Sistem kekerabatan berbasis sistem ikatan Banjar merupakan model pranata sosial yang diterapkan oleh masyarakat Hindu di Surakarta sejak masa kesejarahan. Pranata sosial tersebut digunakan sebagai wahana untuk membentuk tatanan sosial yang berciri tradisional. Dalam kehidupan sosial beragama Hindu pranata sosial tersebut mampu memperlancar proses pelaksanaan agama Hindu karena di dalamnya mampu mewujudkan solidaritas sosial secara internal di kalangan masyarakat Hindu di Surakarta. Berkaitan dengan hal tersebut dalam penelitian ini dikemukakan tiga permasalahan untuk mengkaji konstruksi solidaritas sosial, yakni (1) Bagaimana pola kontruksi solidaritas sosial berbasis sistem ikatan Banjar pada masyarakat Hindu di Surakarta? (2) Bagaimana mekanisme konstruksi solidarias sosial berbasis sistem ikatan Banjar pada masyarakat Hindu di Surakarta? Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa pola konstruksi solidaritas sosial yang berbasis pada sistem ikatan banjar berkaitan dengan bentuk pranata sosial yang digunakan sebagai wahana untuk menyelesaikan kegiatan sosial keagamaan yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu di Surakarta. Pranata sosial tersebut terbentuk sejak masa kesejarahan, yakni ketika pada masa awal keberadaan masyarakat Hindu etnis Bali di Surakarta sekitar tahun 1970. Sistem sosial ikatan Banjar diperankan sebagai wahana untuk memperlancar proses pelaksanaan agama Hindu, terutama dalam ranah upacara manusa yajna dan upacara pitra yajna. Sistem ikatan banjar digunakan dalam pelaksanaan upacara manusa yajna, seperti dalam pelaksanaan upacara-upacara perkawinan, sedangkan dalam pelaksanaan upacara pitra yajna, terutama dalam upacara yang berkaitan dengan penguburan atau ngaben menurut sistem kepercayaan agama Hindu. Mekanisme konstruksi solidaritas sosial yang berbasis pada sistem ikatan Banjar dilandasi oleh unsur-unsur dasar yang menjadi wahana pembentuk solidaritas sosial dalam sistem ikatan banjar seperti ikatan kapitresnan, ikatan kesamaan sistem kepercayaan yang dianut, ikatan keluarga berdasarkan perkawinan dan kesamaan kepentingan. Ikatan kapitresnan merupakan ikatan emosional yang terjadi terutama emosi persaudaraan. Emosi persaudaraan tersebut dimulai dari rasa adung metimpal (cocok bersaudara) sehingga mewujudkan rasa saling asah, saling asih, saling asuh dan merasa senasib dan sepenanggungan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2016