Tidak semua orang Jawa mengenal Ruwatan Sukerto.  Orang Jawa adalah orang yang hidup di lingkungan budaya Jawa. Daerah kebudayaan jawa sangat luas, meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Diantara wilayah kebudayaan tersebut terdapat kejawen. Ruwatan Sukerto merupakan nilai adi luhung bagi masyarakat Kejawen. Ruwatan memiliki makna tersendiri.   Sebagai warisan budaya yang sarat makna,  Ruwatan Sukerto mulai tergeser dengan budaya baru sehingga tradisi Ruwatan Sukerto mulai ditinggalkan generasi  saat ini. Dalam tulisan ini ada tiga permasalahan yaitu (1) Bagaimana bentuk Ruwatan Sukerto di Padepokan Segoro Gunung Kabupaten Karanganyar?. (2) Bagaimana fungsi upacara Ruwatan Sukerto di Padepokan Segoro Gunung Kabupaten Karanganyar?. (3) Bagaimana makna upacara Ruwatan Sukerto di Padepokan Segoro Gunung Kabupaten Karanganyar?. Guna menjawab permasalahan tersebut dibutuhkan data kualitatif yang dikumpulkan dengan pendekatan fenomenologi. Data tersebut digali pada kelompok-kelompok masyarakat kejawen yang masih aktif dalam kegiatan di Padepokan Segoro Gunung Kabupaten Karanganyar melalui obserwasi terlibat dan wawancara terhadap informan sesuai dengan keperluan. Hasil penelitian yang telah dikumpulkan menyangkut (1) Waktu, tempat Penyelenggaraan Ruwatan Sukerto (2) Perlengkapan upacara Ruwatan Sukerto (3) Prosesi upacara Ruwatan (4) Larangan/pantangan upacara Ruwatan Sukerto (5) Sesaji/banten. Analisis tersebut menegaskan bahwa upacara Ruwatan Sukerto bukan sekeder ritual yang sacral untuk memberikan sifat penyucian (pembersihan) manusia, tetapi ruwatan sukerto memiliki fungsi laten dan manifest.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2016