Masyarakat Jawa memiliki kebiasaan dan tradisi yaitu membuat Tumpeng untuk kenduri atau merayakan suatu peristiwa misalnya perayaan Kelahiran, upacara Perkawinan, upacara Bersih Desa dan lain-lainnya, Tumpeng merupakan bagian penting dalam perayaan kenduri tradisional yang merupakan wujud syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa Kalau masyarakat Jawa memiliki hajad menyajikan Tumpeng maksudnya adalah memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Pencipta agar terhindar dari pengaruh tidak baik serta memperoleh kemuliaan. Nasi Tumpeng yang dibuat oleh masyarakat Jawa pada suatu acara tertentu bukan hanya sekedar makanan dengan tampilan yang menarik yang berwarna-warni bentuknya dan rasa yang lezat, namun semua itu memilik Nilai dan memiliki makna Filosofis dalam kehidupan manusia khusunya masyarakat Jawa yang sudah mempercayainya. Dari berbagai macam bentuk Tumpeng masing-masing memiliki makna sendiri-sendiri itu semua sesuai dengan keperluannya. Nasi Tumpeng yang dilengkapi berbagai macam lauk pauk semuanya itu mengandung makna dan memiliki fungsi. Sesuai dengan jenis-jenis tumpeng misalnya Tumpeng Robyong, Tumpeng Nujuh Bulan, Tumpeng Pungkur, Tumpeng Nasi Kuning, Tumpeng Nasi Uduk, Tumpeng Seremonial dan lain-lainnyayang memiliki variasi yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang membuat Tumpeng sebagai kelengkapan Tumpeng diberi Lauk Pauk sesuai dengan keperluannya. Nasi Tumpeng memiliki Nilai Estetika. Nasi Tumpeng juga memiliki makna yaitu Hubungan dengan Agama dan Ketuhanan, hubungannya dengan Alam semesta dan memiliki hubungannya dengan Sosial Kemasyarakatan ini semua untuk menuju keseimbangan hidup seseorang dalam menciptakan suasana yang aman damai dan sejahtera.
Copyrights © 2017