Politik sentimen dieksploitasi secara massif oleh kelompok Populisme Islam dalam menyerang Presiden Joko Widodo. Isu-isu yang dipergunakan seperti Jokowi anti-Islam, antek-asing, pro-PKI, diskriminalisasi ulama dan sebagainya diharapkan bisa menciptakan kebencian kepada Presiden Jokowi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pandangan Jokowi terhadap politik sentimen tersebut dan bagaimana dia meresponnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa Presiden Jokowi secara personal tidak terganggu secara psikologis oleh politik sentimen tersebut, tetapi dia memandang sebagai isu yang perlu direspon karena politik sentimen berimplikasi negatif terhadap keharmonisan hidup berbangsa dan bernegara. Jokowi lebih fokus menggunakan pendekatan komunikasi politik ?RASA? dalam merespon politik sentimen yang menurutnya juga adalah permainan rasa. Adapun politik komunikasi rasa yang dilakukan bertumpu pada kekuatan personal yang meliputi friendly, santun, dan merakyat.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019