Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat
Vol 4, No 1 (2020): Januari

Jangan Menceraikan Istri yang Berzinah: Penafsiran terhadap Matius 19:9

Pelita Hati Surbakti (Sekolah Tinggi Teologi Cipanas)



Article Info

Publish Date
31 Jan 2020

Abstract

Salah satu dasar pernikahan Kristen adalah Matius 19:4-6, namun demikian Yesus dalam Matius 19:9 justru disimpulkan membenarkan perceraian dengan sebuah persyaratan. Di tengah-tengah terus meningkatnya angka perceraian suami dan istri di Indonesia, mendiskusikan lagi ayat ini tampanya cukup relevan. Frasa “mē epi porneia” (kecuali karena zinah) dalam ayat ini telah menimbulkan perdebatan. Melalui frasa itu, sebagian besar penafsir menilai bahwa Yesus membenarkan suami menceraikan istri yang berzinah, hanya sebagian kecil yang menolaknya. Menolak terjemahan frasa “mē epi“ sebagai “kecuali karena” merupakan alasan yang umum digunakan untuk menentang pendapat bahwa Yesus membenarkan perceraian. Sayangnya argumentasi semacam ini telah ditolak oleh sebagian besar penafsir karena sintaksis Yunani dinilai tidak mendukungnya. Kali ini saya akan menggunakan tema utama serta hakikat retorika injil Matius ini sebagai bingkai kerja penafsiran untuk menafsirkan teks tersebut. Dengan pendekatan di atas, Yesus dalam Matius 19:9 secara implisit tidak membenarkan seorang suami menceraikan istri yang berzinah. One of the foundations of Christian marriage is Matthew 19: 4-6, but Jesus in Matthew 19: 9 is concluded to justify divorce with a condition. In the midst of the continuing increase in the number of divorce in Indonesia, discussing this verse again seems quite relevant. The phrase "mē epi porneia" (except for adultery) in this verse has caused debate. Through that phrase, most interpreters consider that Jesus justifies a husband divorcing an adulterous wife, only a small percentage rejects it. Rejecting the translation of the phrase "mē epi" as "except because" is a reason commonly used to oppose the idea that Jesus justifies divorce. Unfortunately, this kind of argument has been rejected by most interpreters because Greek syntax is seen as not supporting it. This time I will use the main theme and nature of Matthew's gospel rhetoric as the hermeneutical framework for interpreting the text. With the above approach, in Matthew 19: 9 Jesus implicitly did not justify a husband divorcing an adulterous wife.

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

EJTI

Publisher

Subject

Religion

Description

Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat menitikberatkan pada penyampaian informasi hasil penelitian, analisa konseptual dan kajian dalam bidang Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat oleh para sivitas akademika internal dan eksternal STT Simpson Ungaran dengan rasio 30:70. ...