Secara umum ada dua indikator stabilitas sistem keuangan di Indonesia, yaitu mikroprudensial dan makroprudensial. Di antara indikator makroprudensial adalah pertumbuhan ekonomi, neraca pembayaran, tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar, efek penularan krisis, dan banyak lainnya. Berbeda dari penelitian sebelumnya mengenai pengukuran stabilitas sistem keuangan, penelitian ini akan menggunakan perspektif praktisi keuangan dan perbankan mengenai indikator utama dalam mengukur stabilitas sistem keuangan dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP) metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil wawancara dengan pakar/ praktisi perbankan, 3 (tiga) aspek terpenting adalah aspek Utang (0,225), Indikator Makro (0,222) dan aspek Neraca Pembayaran (0,217). Indikator penting stabilitas sistem keuangan dari aspek makroprudensial berikutnya terkait dengan Contagion Effect (0,178) dan Aspek Tenaga Kerja (0,159). Kebijakan makroprudensial yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral yang memiliki otoritas penuh, memainkan peran penting dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) di Indonesia.
Copyrights © 2019