Program Keluarga Berencana terus diupayakan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk guna menciptakan kesejahteraan penduduk Indonesia. Dalam pemilihan kontrasepsi dipengaruhi beberapa faktor, dan dalam pemilihan IUD dapat dipengaruhi oleh faktor umur dan pekerjaan. Dari data pencapaian pemilihan IUD di Puskesmas Sawahan Surabaya periode Januari-Juni tahun 2017 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun yaitu tahun 2014 sebesar 9,14%, tahun 2015 sebesar 2,20% dan tahun 2016 sebesar 8,97%. Pemilihan IUD tersebut kurang dari PPM (9,34%). Maka penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran umur dan pekerjaan ibu terhadap pemilihan IUD di Puskesmas Sawahan Surabaya periode Januari-Juni tahun 2017 Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasinya adalah seluruh akseptor KB dengan pengambilan sampelnya dilakukan secara non probability sampling dan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu seluruh jumlah populasi menjadi sampel yang berjumlah 116 orang. Sebagai instrument penelitian digunakan data sekunder kemudian data diolah dengan tabel frekuensi dan tabulasi silang Hasil : Hasil penelitian didapatkan akseptor KB mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 68 orang (58,62%), tidak bekerja sebanyak 99 orang (85,34%), mayoritas akseptor tidak memilih IUD sebanyak 101 orang (87,07%). Hasil tabulasi silang didapatkan akseptor KB yang berumur 20-35 mayoritas tidak memilih IUD sebanyak 60 orang (88,24%) dibandingkan umur <20 tahun sebanyak 2 orang (33,33%) memilih IUD dan yang tidak bekerja mayoritas tidak memilih IUD sebanyak 90 orang (90,91%) dibandingkan bekerja sebanyak 6 orang (35,29%) memilih IUD. Diskusi : Dapat disimpulkan bahwa dengan umur dan penghasilan rendah akan mempengaruhi akseptor KB dalam pemilihan IUD. Oleh karena itu, agar calon akseptor tepat memilih kontrasepsi sesuai dengan umur dan penghasilan maka dilakukan KIE, penyuluhan, pendekatan dan kerja sama lintas sektor untuk mengadakan safari KB.
Copyrights © 2017