Pendahuluan: Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) yaitu permulaan menyusu dini atau bayi mulai menyusu sendiri dalam satu jam pertama segera setelah lahir. Jika bayi diberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama akan menurunkan 22% angka kematian bayi dibawah 28 hari (Roesli, Utami: 2008). Data yang diperoleh di BPS Ny. Kisworo Pratiwi Surabaya tahun 2018 diperoleh hasil ibu yang tidak melaksanakan IMD cenderung terjadi peningkatan sebesar 1,59% tapi masih dibawah target dimana ibu bersalin normal harus melakukan IMD setelah melahirkan karena IMD merupakan langkah awal dalam keberhasilan ASI eklusif. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan tingkat pendidikan ibu bersalin dengan pelaksanaan IMD di BPS Ny. Kisworo Pratiwi Surabaya tahun 2018. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah analitik jenis cross sectional dengan data sekunder tahun 2018 di BPS Ny. Kisworo Pratiwi Surabaya. Populasi sebesar 334 orang dan sampelnya 180 orang dipilih secara systematic random sampling. Hasil penelitian dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang dan dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan ibu bersalin di BPS Ny. Kisworo Pratiwi Surabaya tahun 2018 mayoritas umur <20 tahun 94 orang (52,22%), mayoritas pendidikan rendah 101 orang (56,11%) dan mayoritas tidak melakukan IMD sebesar 120 orang (66,67%) dan yang melakukan IMD mayoritas pada umur >20 tahun sebesar 46 orang (28,67%), pendidikan tinggi 45 orang (26,33%). Dari hasil uji Chi-Square didapatkan variabel umur ?2hitung>tabel (30,09>3,84) sedangkan variabel pendidikan ? 2hitung>tabel (35,39>3,84) yang berarti Ho ditolak. Diskusi: Ada hubungan antara umur dan tingkat pendidikan dengan pelaksanaan IMD. Oleh karena itu, perlu bagi petugas kesehatan untuk mensosialisasikan pelaksanaan IMD dengan cara memberikan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) pada ibu hamil dan bersalin tentang pentingnya IMD pada bayi baru lahir.
Copyrights © 2019