Catur guru berarti empat guru atau orang yang berpengetahuan dan memberikan pencerahan serta mampu untuk mengarahkan orang lain. Dalam agama Hindu, guru merupakan simbol bagi suatu tempat suci yang berisi ilmu (vidya) dan juga pembagi ilmu. Catur guru terdiri dari guru rupaka, guru pengajian, guru wisesa, dan guru swadyaya. Di dalam ajaran Pañca Nyama Brata terdapat ajaran guru suÅ›rusa. Guru suÅ›rusa berarti mendengarkan atau menaruh perhatian terhadap ajaran-ajaran dan nasihat-nasihat guru. Di dalam teks Ä€diparwa diceritakan saat Sang Ä€ruṇika melaksanakan kewajibannya untuk menjaga sawah yang diperintahkan oleh gurunya BhagawÄn Dhomya. Murid yang lain, Sang Utamanyu diperintahkan menggembala sapi, dalam melaksanakan tugasnya ia sangat lapar dan haus maka ia minta-minta terhadap orang-orang, namun perbuatan itu dilarang oleh BhagawÄn Dhomya. Selanjutnya Sang Utamanyu meminum sisa susu sapi dari anak sapi yang digembala juga dilarang oleh gurunya sehingga ia meminum getah daun waduri yang menyebabkan Sang Utamanyu menjadi buta. Perbuatan tersebut merupakan perwujudan ajaran guru suÅ›rusa yang tulus kepada seorang guru. Ajaran guru suÅ›rusa juga ditunjukkan oleh Sang Weda kepada sang guru. Ia diperintahkan untuk memasak dan menghidangkan berbagai hasil masakannya dan perintah BhagawÄn Dhomya dilaksanakan sebaik mungkin. Ajaran guru suÅ›rusa berkaitan erat dengan guru bhakti. Bhakti bukan hanya kepada Tuhan saja, ajaran bhakti juga diterapkan kepada orang tua. Bhīṣma dengan bhakti-nya kepada ayahnya Raja Åšantanu rela untuk brÄhmacari selama hidupnya dan tidak menjadi raja di HÄstina agar ayahnya dapat mengawini Gandhawati. Wujud bhakti kepada orang tua juga ditunjukkan oleh Sang Garuá¸a untuk membebaskan ibunya Dewi WinatÄ dari perbudakkan yang dilakukan oleh Dewi KadrÅ« berserta anak-anaknya.
Copyrights © 2020