Saat ini, sebagai salah satu produk kebudayaan, sastra lisan kurang mendapat tempat di dalam masyarakat pemiliknya. Padahal, sastra lisan banyak memuat nilai-nilai kearifan lokal yang pada zamannya menjadi tuntunan dan pedoman hidup. Salah satu masyarakat di Pulau Bangka yang masih mengenal kearifan lokal adalah suku Jerieng yang berada di Kampung Kundi. Mereka memiliki berbagai kekayaan sastra lisan. Salah satunya adalah “Andei-Andei Radindo Aso dan Bagindo Aso”. Dalam tulisan ini, sastra lisan tersebut dikaji melalui pendekatan morfologis Vladimir Propp. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi dan peranan tokoh dalam “Andei-Andei Radindo Aso dan Bagindo Aso”. Metode yang digunakan adalah metode deskriftif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh dalam sastra lisan ini memiliki tiga belas fungsi dan peranannya masing-masing, yakni absentation, mediation, vilainy, first function of the donor, guidance, strugle, return, unfounded claims dificult task, solution, dan transfiguration. Peranan tokohnya adalah the villain, the donor, the dispatcher, dan the false hero. “Andei-Andei Radindo Aso dan Bagindo Aso” menjadi cerita yang melegenda dan dianggap sebagai asal usul nenek moyang masyarakat Jerieng.
Copyrights © 2015