Sirok Bastra
SIROK BASTRA is a journal which publishes language literature and language literature education research, either Indonesian, local, or foreign research. All articles in SIROK BASTRA have passed the reviewing process by peer reviewers and edited by editors. SIROK BASTRA is published by Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung twice times a year, in June and December.
Articles
220 Documents
KARAKTERISTIK PENGGUNAAN BAHASA DALAM IKLAN PONSEL DI KOTA BANDUNG
Asri Soraya Afsari
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (349.921 KB)
|
DOI: 10.37671/sb.v5i2.104
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik bahasa yang digunakan dalam iklan komersial ponsel yang berada di Kota Bandung. Karakteristik bahasa yang dimaksud menyangkut bentuk dan fungsi. Teori yang diterapkan dalam analisis bersandar pada Kridalaksana (2001) dan Zaimar Harahap (2011). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif. Adapun teknik yang ditempuh dilakukan melalui langkah-langkah: pengumpulan data iklan menggunakan random sampling, pengklasifikasian data, analisis data berdasarkan teori, serta penyimpulan hasil penelitian sebagai jawaban terhadap masalah yang diteliti. Metode yang digunakan adalah metode distribusional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dan fungsi bahasa yang digunakan dalam iklan ponsel di Kota Bandung berupa penulisan huruf kapital secara keseluruhan dan penulisan huruf kapital pada awal kata. Bahasa iklan ponsel memiliki fungsi informatif dan konatif (persuatif).
THE UTILIZATION OF DIGITAL ASSESSMENT FOR A BETTER LEARNING EXPERIENCES (Penggunaan Penilaian Digital untuk Pengalaman Belajar yang Lebih Baik)
Nukmatus Syahria
Sirok Bastra Vol 7, No 1 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (636.64 KB)
|
DOI: 10.37671/sb.v7i1.155
Technology is now becoming an unavoidable part of Indonesian students’ life. The application of digital tools have facilitated the students to expand their knowledge and develop their learning. At the same time, it helps to plant learning autonomy toward the students. This paper aimed to explore the teachers’ experiences in applying the digital assessment by using in- depth interview and classroom observation. The teachers can gain a lot of advantages by applying the digital assessment in their teaching and learning activities. It saves a lot of teachers’ time, it breaks the barriers between teachers and students in terms of meeting time and at the same time it also helps to reduce students’ anxiety during the assessment. However, during the application of the digital assessment there were several difficulties faced by the teachers, namely the internet connection, the misconception among the students because the students did not comprehend well regarding the teachers’ feedback as well as there may be a possibility for the students to cheat during the assessment since they can do it anywhere not only in the campus. The teachers’ mastery in technology indirectly can also help the development of Indonesia’s education system. Teknologi kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan siswa Indonesia. Penerapan perangkat digital telah memfasilitasi siswa untuk memperluas pengetahuan dan mengembangkan cara belajar mereka. Pada saat yang bersamaan, perangkat digital juga membantu menanamkan otonomi belajar kepada siswa. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman para guru dalam menerapkan penilaian secara digital dengan menggunakan wawancara secara intensif dan observasi kelas. Para guru dapat memperoleh banyak keuntungan dengan menerapkan penilaian secara digital dalam kegiatan belajar mengajar mereka. Penilaian dengan cara seperti ini menghemat banyak waktu guru, menjembatani jarak antara guru dan siswa dalam hal waktu pertemuan dan pada saat yang sama juga membantu mengurangi kecemasan siswa selama penilaian. Namun, dalam penerapannya, terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi oleh para guru, yaitu koneksi internet, kesalahpahaman di antara siswa karena siswa tidak memahami dengan baik tentang umpan balik guru dan terdapat kemungkinan siswa menyontek selama ujian karena mereka dapat melakukannya di mana saja, tidak hanya di area kampus. Penguasaan guru tentang teknologi secara tidak langsung juga dapat membantu pengembangan sistem pendidikan di Indonesia.
Ubrug: Kajian Sosiolinguistik
Anitawati Bachtiar;
Adek Dwi Oktaviantina;
Rukmini Rukmini
Sirok Bastra Vol 2, No 2 (2014): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (625.474 KB)
|
DOI: 10.37671/sb.v2i2.38
Artikel ini membahas penggunaan alih kode dan campur kode pada dialog ubrug. Ubrug merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang ada di Provinsi Banten. Sumber data penelitian ini adalah hasil transkripsi dialog dari pementasan ubrug Mang Cantel. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi dokumentasi. Berdasarkan analisis data, peneliti menyimpulkan bahwa alih kode dan campur kode yang terjadi pada pementasan ubrug disebabkan oleh perubahan peran, situasi, dan topik pembicaraan saat pementasan berlangsung. Dari data, didapati bentuk alih kode intern, berupa peralihan dari bahasa Jawa Serang menjadi Sunda Banten dan sebaliknya, serta alih kode metaforis dan situasional. Terdapat pula campur kode ke dalam yang berbentuk penyisipan kata pada kalimat yang diucapkan para pemain. Tujuan dari penggunaan alih kode dan campur kode itu adalah untuk memecah kekakuan saat pementasan, serta membangkitkan rasa humor agar penonton dapat terhibur.
MARRIOTT DAN RITZ-CARLTON SERTA KONFERENSI PERS PRESIDEN JOKOWI MENANGGAPI TEROR BOM DI SARINAH
Ali Kusno
Sirok Bastra Vol 4, No 1 (2016): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (293.252 KB)
|
DOI: 10.37671/sb.v4i1.71
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna propaganda konferensi pers SBY menanggapi teror bom di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton serta konferensi pers Presiden Jokowi menanggapi teror bom di Sarinah. Pendekatan penelitian ini adalah analisis wacana dengan tinjauan semiotik. Data berupa dokumen transkrip rekaman konferensi pers. Hasil penelitian menunjukkan propaganda konferensi pers SBY mengandung makna bahwa kejadian teror bom sangat merugikan bangsa. Berbagai kemajuan yang telah dicapai pemerintah terancam mundur kembali. Diduga pelakunya dari lawan politik. SBY belum dapat meninjau lokasi karena terlalu berbahaya dan mengancam keselamatannya. Propaganda konferensi pers Presiden Jokowi membentuk kesatuan makna bahwa telah terjadi pengeboman dan penembakan di Sarinah, tetapi situasi telah terkendali. Kapolri dan Mekopolhukam telah diperintahkan untuk menangkap pelaku dan jaringan yang terkait. Presiden berbelasungkawa kepada keluarga korban. Masyarakat diimbau untuk tidak takut. Presiden Jokowi meninjau lokasi kejadian. Kedua konferensi tersebut sama, tetapi penggunaan propaganda yang berbeda menimbulkan tanggapan berbeda.
REALISASI PELANGGARAN MAKSIM KEBIJAKSANAAN DALAM TUTURAN MANYARU BAHASA BANJAR
Rissari Yayuk
Sirok Bastra Vol 5, No 1 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (612.79 KB)
|
DOI: 10.37671/sb.v5i1.95
Masalah kesantunan berbahasa yang berpegang pada prinsip kebijaksanaan dalam berbahasa telah mengalami pergeseran pada era sekarang. Penelitian ini mengkaji maksim kebijaksanaan dalam tuturan manyaru Bahasa Banjar. Manyaru adalah tindakan mengundang seseorang untuk datang ke acara tertentu. Masalah dan tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan wujud pelanggaran maksim kebijaksanaan dalam tuturan manyaru bahasa Banjar dan pelaksanaan maksim kebijaksanaan dalam tuturan manyaru. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data berasal dari Desa Sungai Kacang, Kabupaten Martapura. Pencarian data dilakukan pada bulan Januari—Maret 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran maksim kebijaksanaan meliputi penggunaan kalimat perintah secara langsung, penggunaan kata sapaan yang kurang tepat, dan intonasi serta mimik wajah yang tidak ramah. Pelaksanaan maksim kebijaksanaan adalah penggunaan kalimat perintah secara tidak langsung, menggunakan kata sapaan yang tepat, dan penggunaan intonasi suara yang lembut disertai senyum yang ramah.
PENELUSURAN IDENTITAS DAN BAHASA MASYARAKAT BANYUWANGI BERDASARKAN KESAMAAN LEKSIKAL KOSAKATA JAWA KUNO DI BANYUMAS DAN BANYUWANGI (Exploration of Banyuwangi Society Identity and Language Based on Lexical Similarity of Classic Javanese Vocabulary in Banyumas and Banyuwangi)
Satwiko Budiono
Sirok Bastra Vol 6, No 2 (2018): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (114.144 KB)
|
DOI: 10.37671/sb.v6i2.128
Ada beberapa kesamaan antara bahasa Jawa di Banyumas dan Banyuwangi dari aspek linguistik. Kesamaannya dapat dilihat dari (1) kemiripan bunyi, (2) kemiripan mengandung kosakata bahasa Jawa Kuno, (3) kemiripan tidak memiliki tingkat tutur, dan (4) kemiripan status sebagai daerah pinggiran. Padahal, lokasi geografis pemakai bahasa Jawa di Banyumas dan Banyuwangi memiliki jarak yang jauh. Pemakai bahasa Jawa di Banyumas terletak di bagian barat Provinsi Jawa Tengah, sedangkan pemakai bahasa Jawa di Banyuwangi terletak di bagian timur Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu, kesamaan bahasa Jawa di Banyumas dan Banyuwangi. Dalam hal ini, penelitian ini membahas dan membuktikan kemiripan bahasa di Banyumas dan Banyuwangi dari pendekatan dialektologi. Hal ini disebabkan dialektologi mampu membuktikan kemiripan dua dialek dengan dilihat dari metode kuantitatif melalui penghitungan dialektometri dan metode kualitatif melalui analisis kesamaan leksikal dan penelusuran sejarah. Hasil penelitian ini dapat menelusuri identitas masyarakat Banyuwangi dan melihat hubungan antara masyarakat banyumas dan Banyuwangi berdasarkan kesamaan leksikal. Penelitian ini juga terkait dengan upaya pelestarian bahasa secara spesifik pada kosakata bahasa Jawa kuno.There are several similarities regarding linguistic aspect between Javanese languages in Banyumas and Banyuwangi. These similarities appear in (1) sound, (2) classic Javanese vocabulary usage, (3) level of speech absence, and (4) outlaying areas status. The geographical location of Javanese language speakers in Banyuwangi and Banyumas are far apart. The Javanese language speakers in Banyumas are situated in the western side of Central Java Province, whilst the Javanese speakers in Banyuwangi are located in the eastern side of East Java Province. Hence, the similarity between Javanese languages in Banyumas and Banyuwangi are an interesting topic to be discussed due to the insufficient number of research examining and proving the language similarity in Banyumas and Banyuwangi from a dialectological approach. This approach is able to prove the similarity of two dialects by utilizing quantitative method through dialectometry calculation, and qualitative method through lexical similarity analysis and historical investigation. The result of this research will be able to search the identity of Banyuwangi society and to observe the relation between Banyumas and Banyuwangi society absed on lexical similarity. This research is also related to the language preservation act, in particular on the classic Javanese vocabulary.
MITOS DALAM CERITA “BUKIT TAMBUN TULANG”
Sarman Sarman
Sirok Bastra Vol 2, No 1 (2014): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (678.488 KB)
|
DOI: 10.37671/sb.v2i1.29
Mitos, menurut pandangan Levi-Strauss, adalah dongeng yang dihasilkan oleh daya nalar manusia, yakni suatu naratif yang berkaitan dengan aspek-aspek kebudayaan tertentu. Kisah-kisah dalam mitos (dongeng) menggambarkan budaya komunitas pemiliknya, sarat dengan aspek khayalan, sindiran, dan bersifat edukatif. Dalam mitos, khayalan manusia memperoleh kebebasan mutlak untuk mengisahkan kejadian-kejadian di luar kenyataan. Tulisan ini membahas mitos buluh perindu dalam cerita rakyat Bangka dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Mitos Bukit Tambun Tulang memuat struktur geografis yang menunjukkan adanya pola perjalanan hidup tokoh dalam mempertahankan hidup; struktur tekno-ekonomi yang menunjukkan adanya sistem mata pencaharian orang Bangka, antara lain berburu dan berkebun; struktur sosiologis yang menunjukan adanya hubungan sosial antara sesama manusia; dan struktur kosmologis yang menunjukkan adanya keterkaitan antara dunia nyata dan dunia gaib.
NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM PERIBAHASA BANJAR
Hestiyana Hestiyana
Sirok Bastra Vol 3, No 2 (2015): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (288.173 KB)
|
DOI: 10.37671/sb.v3i2.62
Nilai-nilai religius banyak tersimpan dalam sastra Banjar, seperti peribahasa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan nilai-nilai religius yang terdapat dalam peribahasa Banjar; (2) mengetahui keterkaitan nilai-nilai religius tersebut dengan pola sikap, tingkah laku, dan pandangan hidup masyarakat Banjar; dan (3) mengetahui apakah nilai-nilai religius yang terdapat dalam peribahasa Banjar tersebut masih hidup dalam masyarakat Banjar saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini berwujud teks-teks kalimat atau kumpulan peribahasa Banjar dari informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi teks dan wawancara. Pengumpulan data diperoleh dengan mengumpulkan, membaca, dan mengklasifikasikan nilai-nilai religius dalam peribahasa Banjar. Dalam teknik analisis data digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan menganalisis satu per satu peribahasa Banjar tersebut sesuai dengan tujuan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai religius yang terdapat dalam peribahasa Banjar terbagi menjadi empat bagian, yaitu (1) hubungan manusia dengan Tuhan; (2) hubungan manusia dengan manusia; (3) hubungan manusia dengan alam sekitarnya/lingkungan; dan (4) hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
REPRESENTASI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BELITUNG DALAM CERITA KERAMAT PINANG GADING
Sarman Sarman
Sirok Bastra Vol 4, No 2 (2016): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (549.009 KB)
|
DOI: 10.37671/sb.v4i2.85
Cerita rakyat sebagai salah satu bentuk karya sastra memiliki peranan penting bagi masyarakat penuturnya. Masyarakat Belitung menjadikan cerita rakyat sebagai alat pembelajaran karena di dalamnya memuat semua aspek kehidupan. Namun, saat ini sulit menemukan orang yang pandai menuturkan cerita rakyat. Padahal di dalamnya banyak memuat nilai-nilai kearifan lokal yang masih relevan dengan kondisi zaman saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Belitung dalam cerita Keramat Pinang Gading. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan teori struktur naratif dan fungsional, hasil kajian menunjukan bahwa dari struktur relasi gender tidak ada peran yang dominan antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan nilai kearifan lokal yang muncul dalam cerita ini adalah sikap jujur, bertanggung jawab, tolong-menolong, musyawarah, gotong- royong dan kerja sama.
STRUKTUR INFORMASI KALIMAT BAHASA INDONESIA
Bram Denafri
Sirok Bastra Vol 6, No 1 (2018): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (269.493 KB)
|
DOI: 10.37671/sb.v6i1.125
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan struktur informasi yang dikemas dalam konstruksi gramatikal kalimat bahasa Indonesia. Struktur informasi memperhatikan bentuk ujaran dalam hubungannya dengan asumsi penutur dan pendengar. Asumsi ini berhubungan dengan bentuk teks yang diproduksi dan bentuk dasar tertentu yang dipilih oleh penutur dan mitra tutur. Semua hal tersebut tecermin dalam struktur gramatikal kalimat. Analisis data dilakukan menggunakan metode agih. Teknik yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung, teknik lesap dan teknik baca markah. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa unsur topik kalimat tunggal bahasa Indonesia dapat diisi oleh subjek dan keterangan. Topik dapat dibubuhi penanda berupa penanda demonstratif, seperti leksikal ini dan itu yang berkaitan dengan konteks. Pemarkah takrif ini dan itu menjadikan topik bersifat terbatas, struktur fokus-praanggapan dalam kalimat tunggal bahasa Indonesia terdapat tiga jenis struktur fokus, yaitu struktur fokus kalimat, struktur fokus argumen dan struktur fokus predikat. Struktur fokus-praanggapan dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia terdapat dua jenis struktur fokus, yaitu struktur fokus argumen dan struktur fokus predikat.