Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning dan siswa yang dibelajarkan menggunakan model Discovery Learning. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretest-posttest non-equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 1 Srono. Sampel dipilih menggunakan teknik cluster random sampling, diperoleh sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIII6 sebagai kelas eksperimen II yang dibelajarkan model Discovery Learning dan kelas VIII7 sebagai kelas eksperimen I yang dibelajarkan model Problem Based Learning. Data penelitian ini adalah keterampilan berpikir kritis siswa yang dikumpulkan menggunakan metode tes. Hasil keterampilan berpikir kritis dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan rata-rata keterampilan berpikir kritis sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan uji Ancova dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan menggunakan model Discovery Learning lebih baik dari siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata posttest pada kelas model Discovery Learning sebesar 78,4 dan kelas model Problem Based Learning sebesar 75,35.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020